JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ruang perpustakaan MPR yang berada di bawah Gedung Nusantara IV (dulu Pustakaloka) sekilas memang tak terlihat. Karena posisinya terjepit di samping ruang diskusi dan tersekat bagian lain bangunan gedung. Sehingga tak langsung bisa dikenali masyarakat yang berkunjung ke gedung parlemen.
Namun, sebenarnya ruangan perpustakaan ini tergolong nyaman. Pengatur suhu ruangan membuat udara terasa sejuk. Dibalik lokasinya yang terjepit dan tersekat itu, justru membuat ruangan itu terasa hening. Suasana yang pas bagi tempat membaca-baca buku mendulang ilmu pengetahuan.
Semula, perpustakaan MPR ini pernah berada di kota Bandung, yaitu saat pembentukan Sekretariat MPRS tahun 1970-an. Seiring dengan pindahnya kegiatan MPR di Jakarta, maka perpustakaan juga pindah ke Ibu Kota. Meski tersembunyi ditengah keriuhan aktivitas politik di gedung parlemen, namun perpustakaan ini telah memberikan manfaat yang tidak kecil.
Awalnya koleksi buku di perpustakaan ini hanya berupa ensiklopedia dan buku-buku berbahasa Inggris saja. Namun kini dilengkapi dengan koleksi buku ilmu pengetahuan populer. Jumlah koleksi bukunya cukup lumayan banyak, mencapai sekitar 18.000 jilid yang terdiri dari dua bagian.
"Sebanyak 12.000 buku tentang MPR dan 6000 buku dengan tema lainnya," ujar Kepala Perpustakaan MPR RI, Roosiah Yuniarsih kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (18/12/2014). Koleksi buku itu, emakin bertambah setelah mendapat 232 buku sumbangan lagi dari berbagai lembaga.
Untuk menggenjot jumlah pengunjung, perpustakaan MPR ini menggelar program "Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat". Program ini ternyata cukup efektif dan mengundang banyak pengunjung. "Setahun rata-rata hampir 1000 lebih pengunjung yang datang," ujar Roosiah. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Pengunjung boleh membawa pulang buku pinjaman itu, asalkan memiliki kartu keanggotaan yang dibuat secara gratis. Bagi pengunjung yang bukan anggota hanya bisa baca ditempat saja. Biasanya, bagi pengunjung yang berasal dari luar kota, tidak jarang memilih meng-copy buku-buku yang didapatkan ada di perpustakaan ini.
Kini, perpustakaan MPR juga melengkapi koleksi dalam bentuk digital. Risalah perubahan UUD 1945, misalnya, tersedia dalam bentuk e-book. Selain itu, juga memiliki komik Empat Pilar dan film pendek sosialisasi Empat Pilar yang selalu diputar untuk para pengunjung yang berasal dari siswa TK dan SD.
Tak hanya itu, pengelola juga memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin menggunakan salah satu ruangan perpustakaan untuk kegiatan diskusi. "Bagi pengunjung yang ingin menggunakan ruangan diskusi, silahkan mendaftar di www.pustaka.mpr.go.id," ujar alumnus FISIP UI.(ris)