JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ditangkapnya dua mahasiswi Indonesia oleh otoritas Turki membuat prihatin kalangan anggota DPR.
Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mendesak Kementerian Luar Negeri untuk memastikan keselamatan dua mahasiswi yang ditangkap karena diduga terlibat dengan kelompok terlarang, Fethullah Gulen.
Kharis juga meminta agar Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi dan pendampingan intensif.
"Diplomasi ke Turki untuk membebaskan dua mahasiswa tersebut diperlukan," kata politisi PKS ini di kompleks Parlemen Jakarta, Senin (22/07/2016).
Terlepas dari itu, ia mengimbau agar semua mahasiswi di luar negeri untuk tidak terlibat politik praktis di negara dimana mereka belajar dan tinggal.
"Kita berharap mahasiswa fokus studi saja," singkat dia.
Diketahui, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memanggil perwakilan dari Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia, Sabtu (20/8).
Kemenlu menyampaikan kekhawatiran terkait mahasiswi Indonesia yang sedang diperiksa kepolisian Turki karena diduga terlibat dengan kelompok terlarang, Fethullah Gulen.
Menurut informasi sebelumnya, dua mahasiswa Indonesia yang ditangkap berinisial DP dan YU. DP berasal dari Demak dan YU dari Daerah Istimewa Aceh. Keduanya ditangkap pada 15 Juli karena sedang berada di satu rumah yang dikelola Yayasan Gulen.
Keduanya mengaku tinggal di sana. YU dan DP adalah penerima beasiswa dari sebuah lembaga swadaya masyarakat Turki, Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD). LSM ini terkait dengan Gulen yang dituding otoritas Turki berada di balik kudeta gagal pada Juli lalu.(yn)