Bisnis
Oleh Bani Saksono pada hari Rabu, 24 Agu 2016 - 19:33:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Hadapi MEA, KUKM Perlu Pendampingan

80KEMENKOP-YUANA-BIMTEK.jpg
Deputi Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati memberikan sambutan sekaligus membuka Bimbingan Teknis Tenaga Pendamping Penanganan Dampak Kebijakan Perdagangan Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bagi Koperasi dan UMKM di Jakarta [24/08/2016]. (Sumber foto : kemenkop)

JAKARTA [TEROPONGSENAYAN] – Menghadapi era Masyarakat Ekonomi Assean [MEA], kalangan kperasi, usaha mikro kecil, dan menengah [KUKM] sudah selayaknya mendapat pendampingan. Tujuannya, untuk mengetahui kesiapan KUMKM dalam menghadapi zona perdagangan bebas tersebut.

"Kita uji petik di enam provinsi, yakni Bali, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, Jawa Barat (Tasikmalaya), dan Kota Batam. Enam lokasi tersebut ditengarai menjadi pusat dan strategis sebagai tujuan wisata dan perdagangan, serta daerah pembatasan, khusus Batam dan Kalimantan Barat,’’ ‎kata Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Setyowati pada acara Bimbingan Teknis Tenaga Pendamping Penanganan Dampak Kebijakan Kawasan Perdagangan Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Bagi Koperasi dan UMKM, di Jakarta, Rabu (24/8).

‎Untuk memberikan pembekalan bagi para tenaga pendamping tersebut, Kemenkop menghadirkan narasumber dari kalangan yang berkompeten, seperti Badan Standarisasi Nasional (BSN) tentang standarisasi produk, GarudaPreneur mengenai membuka wawasan tentang MEA dan persaingan global (mindset pengusaha dan e-commerce). Para pelaku usaha juga dihadirkan untuk memaparkan tentang strategi memasuki pasar Asean (strategi memasuki pasar global, kepuasan konsumen, dan desain produk).

"Kita harus bisa melakukan perubahan pola pikir dan sikap untuk bertransformasi agar mampu memasuki ajang MEA. Ini merupakan program percontohan yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dengan menggunakan dana dari APBD,” kata Yuana.

Acara pembekalan bagi para tenaga pemndamping itu diikuti 100 orang. Mereka nantinya akan bersinergi dengan PLUT-KUMKM. Sedangkan, kalangan KUMKM membutuhkan sentuhan langsung dari para pendamping untuk mengeksplorasi pasar.

‎Untuk mewujudkan kemandirian bisnis bagi UMKM, kata Yuana, harus melibatkan banyak pihak. Seperti para ahli dari kalangan akademisi, pengusaha, asosiasi bisnis, termasuk di dalamnya adalah tenaga pendamping. "Oleh karena itu, saya ingin para tenaga pendamping ini harus distandarisasi dan bersertifikat. Termasuk tenaga pendamping yang ada di perguruan tinggi melalui inkubator bisnis di kampus masing-masing,” tuturnya.

Dengan memiliki standar dan sertifikat, tenaga pendamping akan profesional dan percaya diri di kancah MEA. Yuana berharap, usai‎ pembekalan ini para pendamping dapat melaksanakan pendampingan untuk memenuhi harapan para pelaku koperasi dan UMKM di wilayah masing-masing di enam provinsi. "Saya optimistis mereka mampu menjadi pendamping yang profesional untuk meningkatkan daya saing produk UMKM di daerah masing-masing,” kata Yuana lagi. [b]

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement