HAMPIR 34 tahun, Edi Siregar, alumnus Fisip UGM itu meniti karier sebagai PNS di Sekretariat Jenderal MPR. Dia mengaku memulai karier sejak 1981, terus merangkak hingga pada 2004 dipercaya menjabat sebagai Wakil Sekjen MPR RI. "Sekitar 1997, saya pernah menangani masalah keprotokolan," ucapnya singkat.
Dari sinilah karier Edi terus menanjak hingga akhirnya pada 2010 didapuk menjadi Sekjen MPR RI hingga sekarang saat pimpinan MPR ada di tangan Zulkifli Hasan, Oesman Sapta, Mahyudin, E E Mangindaan, dan Hidayat Nur Wahid."Masing-masing Ketua MPR memiliki tipe dan karakter sendiri-sendiri," ucapnya santai saat ditemui TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Edi mencontohkan zaman Ketua MPR Amien Rais yang merupakan masa transisi sangat sibuk mengurusi Amandemen UUD. Begitupun dengan era Hidayat Nur Wahid. "Saat itu, kewenangan MPR sudah dikurangi. Sementara ketika Taufik Kiemas memimpin lebih hidup dan dinamis karena program 4 Pilarnya," papar sarjana hubungan internasional itu.
Di sela-sela kesibukannya sebagai Sekjen MPR, Edi memiliki hobi unik, yakni koleksi kamera foto. "Ada sekitar 20 sampai 30 kamera dari berbagai jenis yang saya koleksi,"ungkap dia lagi.
Beberapa koleksi itu, antara merk Canon, Olympus, Nikon, Yasica, Soni. Kamera-kamera "kuno" yang masih menggunakan film hingga kamera modern digital. "Merk lainnya saya agak lupa," tutur pria berkumis itu.
Semua koleksi kamera itu disimpan dalam lemari khusus yang memiliki kaca agar bisa dilihat. "Kadang kaca-kaca lemari itu saya beri angin agar tidak berdebu dan berlumut," papar Edi. Namun beberapa tahun belakangan ini, lanjut Edi, dirinya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak terawat dengan baik. "Ya, agak terlantar, saya sendiri agak sibuk, jadi tidak ada yang merawatnya," imbuhnya. (b)