Opini
Oleh Dhani Wardha pada hari Selasa, 20 Sep 2016 - 11:00:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Kalau Saya Jadi Ibu Mega, Saya akan mencalonkan Risma

33rismalagi.jpg
Tri Rismaharini (Sumber foto : Istimewa)

Tahun lalu, beredar video ceramah seorang wanita dari keluarga taipan yang menceritakan bahwa Ahok seperti kacung dihadapan para Naga. Sekarang warga Jakarta melihat nyata keberpihakan Ahok kepada taipan yang notebene berasal dari ras yang sama dengannya. Ditambah adanya pernyataan taipan senior bahwa Indonesia hanyalah bapak angkatnya, sementara bapak kandungnya adalah negara nenek moyangnya sana, dan begitu agresifnya gerakan China daratan di Afrika dan Asia, semua memberi legitimasi untuk mempertanyakan nasionalisme sebagian Cina sebagai warga negara Indonesia.

Saat ini, perilaku petahana lebih mencerminkan manager pabrik yang hanya terobsesi dengan produktifitas. Apalagi dengan penolakan warga Jakarta yang semakin menguat, telah menjadikan Ahok sebagai beban bagi partai pendukungnya, cost. Dengan tren elektabilitas Ahok yang semakin menurun, mengusung Ahok akan memunculkan konflik horizontal dan menyuburkan potensi kebencian kepada orang Cina.

Nama Risma justru menguat. Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB dan PAN menyadari Risma bukan kader partai mereka. Namun mengharukan, partai partai tersebut siap membentuk koalisi kekeluargaan bersama PDIP mendukung Risma karena mempertimbangkan kepentingan Jakarta. Nasionalisme telah berbicara.

Bahkan seorang Sandiaga Uno yang sudah definitif dicalonkan partainya, rela dibatalkan. Jiwa-jiwa besar Republik ini bermunculan. Dari akar rumput, dukungan kepada Risma bahkan telah muncul jauh-jauh hari. Sejak beberapa bulan lalu terdengar komunitas yg menyebut dirinya sebagai JAKLOVERS, KARISMA dsb yang terang-terangan meminta Risma hijrah ke Jakarta. Bukan hanya Surabaya yang mencintai Risma. Jakarta juga.

Risma terbukti mendapat penghargaan nasional maupun internasional. Jejaknya bersih. Kelembutan hati seorang ibu dengan indahnya diintegrasikannya dengan ketegasan seorang pemimpin. Ia piawai memberantas KKN, mengefektifkan birokrasi, menata wilayah dan membina warganya. Risma layak disebut sebagai kepala daerah terbaik di Indonesia saat ini. Ibukota layak dipimpin oleh kepala daerah terbaik.

Kalau saya jadi Ibu Mega, saya tidak akan bermain main dengan memilih mendukung yang lain, apalagi mendukung Ahok. Karena sama saja mengkhianati rakyat dan berarti bunuh diri politik. Atau mau menantang Jakarta mengulangi sejarah Rengasdengklok yang menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk membacakan teks proklamasi?

Kalau saya jadi Ibu Mega, saya tidak akan menantang Tuhan menggerakkan jiwa-jiwa muda negeri ini untuk "menculik" Risma.

Lalu, siapa yang tepat mendampingi Risma? Masing-masing partai mengangkat unggulannya. Ada para pendekar senior, seperti Yusril dan Rizal Ramli. Maukah atau bisakah mereka menjadi yang ke-2? Nyamankah Risma bekerjasama dengan yang lebih senior? Yang junior lebih banyak. Djarot, Sandiago Uno, Yoyok adalah beberapa nama yang meramaikan bursa.

Kalau saya jadi Ibu Mega, saya akan mempertimbangkan tantangan yang dihadapi Jakarta dan Indonesia. Di saat perekonomian Indonesia semakin melemah, bahkan negara terancam bangkrut, modal awal yang harus kita miliki adalah persatuan, kebersamaan.

Dulu pun Indonesia merdeka setelah ada persatuan antara elit bangsa dan rakyat. Kebersamaan memunculkan potensi terbaik yang kita miliki. Dan kebaikan kita itu akan menjadi magnet yang menarik kebaikan dari negara negara lain untuk mendukung Indonesia.

Ya, Indonesia tetap menjadi tuan di negerinya. Bangsa lain datang bukan untuk menguasai, tapi untuk terlibat bekerjasama. Ini juga yang mendasari mengapa semua transaksi tawaran ataupun ancaman saya abaikan. Saya tidak bisa digertak, apalagi dibeli. Sebagai bangsa besar dengan kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia selalu mengundang bangsa lain untuk datang. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Untuk itu, saya akan merangkul semua partai pro rakyat. Cukup cagubnya dari partai saya, cawagubnya adalah tokoh yang juga berprestasi dan teruji, yang mendukung kerja Risma.

Siapakah dia? Biarlah Risma mengajukan nama.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...