NEW YORK (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, negara-negara di dunia harus juga bertanggung jawab atas kerusakan hutan di Indonesia. Untuk itu, guna merestorasi lahan gambut dan kerusakan hutan perlu kerja sama internasional.
"Jangan lupa tiap tahun hal menjadi masalah besar. Ini sekolah bersama dunia. Yang merusak bukan hanya kita, tetapi mereka juga karena itu dunia juga harus bertanggungjawab," kata JK usai pertemuan yang membahas restorasi lahan gambut di New York, Amerika Serikat, Rabu (21/9/2016) waktu setempat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kerusakan hutan di Indonesia sudah mulai terjadi sejak 30-40 tahun lalau dimana negara-negara maju datang untuk mengeksploitasi hutan guna memenuhi kebutuhan mereka akan furnitur dan sebagainya.
Menurut JK, 30-40 tahun lalu tidak ada orang Inonesia yang ikut merusak hutan. Namun tambahnya, justru bangsa pendatang itulah yang melakukan perusakan.
"Karena itu, mereka, negara-negara di dunia ini juga harus bertanggungjawab," katanya.
Politikus Partai Golkar ini menjelaskan bahwa untuk bisa dilakukan kerja sama internasional maka yang diperlukan adalah adanya regulasi yang bisa memayungi hal tersebut.
Kemudian, perencanaan dan transparansi dan akuntabilitas serta teknologi sehingga masyarakat dunia mempercayainya.
Wapres menjelaskan sebenarnya Norwegia sudah siap untuk melakukan hal tersebtu dengan program red plus-nya. Namun sayangnya tambah JK, justru Indonesia sendiri yang belum siap.
"Mereka, negara-negara ini bergerak dalam bidang perubahan iklim (climate change), jadi kalau terjadi kerusakan hutan di Indonesia akan berpengaruh kepada mereka," pungkas dia.(yn)