Opini
Oleh Laode Ida pada hari Selasa, 01 Nov 2016 - 16:02:15 WIB
Bagikan Berita ini :

Lingkaran Dekat Menristek dan Rusaknya Moralitas Kampus

58obrolan pagi-3.jpg
Kolom Santai Siang Bersama Laode Ida (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso)

Setelah sekitar enam bulan menangani serta ikuti dan amati kisruh pilrek (pemilihan rektor) PTN, saya sampai pada kecurigaan kuat bahwa yang bermain merusak moralitas kampus di negeri ini adalah orang-orang di sekitar Menristek dan Dikti, baik para pejabat struktural maupun non struktural. Akibatnya, masalah atau praktik buruk yang terjadi terus saja berlangsung, karena dimanfaatkan oleh oknum-oknum itu. Mungkin saja Menteri M Nasir tak tahu atau tak sadar akan semua itu.

Pada kasus pilrek Unima, Manado dan UHO Kendari, sangat terasakan nuansa itu. Pada pilrek Unima, Plt Rektor justru dari Jakarta yang niscaya sudah dapat laporan tentang calon rektor yang kini bermasalah dengan indikasi maladministrasi dalam perolehan ijazah doktornya, Plt Rektor-nya malah 'tutup mata dan telinga'.

Demikian juga dengan Pilrek UHO, sudah jelas bermasalah mulai dari sikap Rektornya yang sangat intimidatif, sampai pada keanggotaan senatnya yang masih bermasalah dsb, justru terkesan begitu proaktifnya Sesjen Kemenristek dam Dikti ingin melanjutkan tahapan pemilihan Rektor. Padahal Ombudsman sudah memberikan catatan khusus agar terlebih dahulu melakukan pembenaran manajemen UHO sebelum melanjutkan tahapan Pilrek.

Sebelumnya, Sesjen Ainum Naim sempat tiga kali mengirim surat untuk melanjutkan tahapan Pilrek, namun setelah kami desak Menteri M Nasir kemudian tahapan itu dibatalkan. Ee..., malah pada bagian terakhir ini Sesjen Ainun Naim kembali meminta untuk melanjutkan tahapan Pilrek. Lalu muncul pertanyaan spekulatif yang liar: apakah M Nasrir tahu dengan tindakan Sesjennya itu? Harus M Nasirlah yang menjawabnya.

Kecurigaan pun berlanjut: ooo..jangan sampai ada oknum-oknum di jajaran bawahan Menteri itu yang sudah ditutup rasa dan hatinya oleh lembaran-lembaran uang sehingga harus kembali mengorbankan gerakan perbaikan di kampus.

Padahal seharusnya adanya temuan-temuan masalah itu dapat dijadikan momentum perbaikan atau pembenahan pengelolaan perguruan tinggi, termasuk mengkaji ulang bagaimana quota suara Menteri itu diterapkan dengan syarat-syarat yang akuntabel.Inilah yang kian menguatkan kecurigaan transaksi dalam Pilrek.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...