Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Sabtu, 12 Nov 2016 - 07:40:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Sekber Aktivis UI: Jokowi Sudah Sulit Ditemui

95ketua-iluni.jpg
R Ima Soerjo Koesoemo saat memberikan sambutan di acara Keprihatinan Anak Negeri di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016) malam (Sumber foto : Mandra Pradipta/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sekretariat Bersama Aktivis Untuk Indonesia (Sekber Aktivis UI) menggelar acara 'Keprihatinan Anak Negeri' di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016) malam.

Acara ini dihadiri seluruh komponen aktivis lintas organisasi dan juga berbagai elemen masyarakat dari seluruh Indonesia. Selain itu, akan ada pemakaian pita hitam sebagai ungkapan untuk melambangkan matinya demokrasi di Indonesia.

Kegiatan yang bertajuk 'Selamatkan Demokrasi, Lawan Tirani' ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Heru Cokro (Jenderal Lapangan Pendudukan MPR/DPR 1998), Hariman Siregar (Aktivis Malari 1974), Indra J Pilliang (Suara Mahasiswa UI 97/98), R Ima Soerjo Koesoemo (Ketua ILUNI UI), Arya Ardiansyah (Ketua BEM UI), Bagus Tito Wibisono (Kord BEM SI), Ust Bachtiar Nasir (Ketua GNPF MUI) dan Ferry Juliantono (Aktivis Mantan Tapol).

Ketua ILUNI UI, R Ima Soerjo Koesoemo mengatakan, saat ini demokrasi mulai kehilangan ruh reformasi yang selama ini menyemai dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Penegakan hukum, kata dia, tidak lagi menjadi sebuah supremasi, namun sudah menjadi alat gadai politik dan kepentingan serta penyelamatan bagi para kroni-kroni kekuasaan. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pengayom masyarakat sudah lagi tak peduli pada rakyatnya.

"Beliau sudah sulit ditemui dan sukar mendengar dengan hati, ketika dihampiri oleh jutaan rakyat bangsanya. Dengan dalih yang terlalu konyol dilemparkan, semakin mempertegas, bahwa, penguasa ingin memposisikan berjarak pada rakyatnya," kata Ima di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Lebih jauh, Ima menerangkan, penanganan demonstrasi damai yang terjadi pada 4 November 2016, juga mengindikasikan pola-pola rezim tirani mulai menampakan batang hidungnya dengan cara represif dan penuh kekerasan.

Ditambah, dengan penangkapan terhadap aktivis-aktivis demokrasi yang bersuara lantang menyampaikan pendapat, adalah sebuah bentuk tirani yang ketakukan. Semua orang, berhak atas pendapat dan sikap yang dimiliki, bahkan dijamin oleh undang-undang.

"Demokrasi semakin terancam, dan rezim tirani semakin mengancam," ucapnya.(yn)

tag: #aksi-4-november-2016  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Optimis MK Kabulkan Gugatan Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 16 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim hukum capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar-Mahfud optimis gugatan perselisihan hasil Pemilu 2024 dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu diwakilkan salah satu ...
Berita

Ketua Fraksi PKS Soal Serangan Iran: Israel Biang Kerok Konflik dan Instabilitas Dunia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyesalkan eskalasi konflik Timur Tengah yang memanas akibat serangan drone-drone dan rudal balistik Iran ke wilayah (pendudukan) Israel. ...