Opini
Oleh Gde Siriana (Soekarno Institute for Leadership) pada hari Selasa, 29 Nov 2016 - 19:57:33 WIB
Bagikan Berita ini :

Panji-Panji Al Maidah dan Perlawanan Terhadap Modal Asing

49IMG_20161119_204842.jpg
Gde Siriana (Soekarno Institute for Leadership) (Sumber foto : Istimewa)

Perlawanan umat Islam terhadap kasus penistaan agama oleh Ahok memasuki babak berikutnya. Gelombang ke-3 dari aksi Bela Islam 212 yang akan menentukan langkah perjuangan rakyat selanjutnya.

Panji-panji Al Maidah dari berbagai daerah telah memasuki gerbang kota Jakarta. Lautan manusia tak putus bergelombang baik yang berjalan kaki maupun berkendara. Masjid-masjid di berbagai sudut kota membuka pintu menyambut kedatangan para pejuang Al Maidah. Niat suci, keteguhan hati dan semangat bergelora adalah satu-satunya modal para pejuang yang tak pernah dikalahkan uang yang ingin menahan mereka tidak berangkat untuk melanjutkan perjuangan.

Situasi saat ini mengingatkan saya pada kisah pembebasan kota Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 M oleh laskar Utsmaniyah yang dipimpin Sultan Muhammad al-Fatih (Sang Pembebas). Bahkan Sultan ikut berperang dengan memimpin laskar Inkisyariyah yaitu pasukan khusus yang sangat militan dan piawai bertempur.

Serangan bergelombang yang tak putus melalui gerbang Adrianopel sangat mengagetkan pasukan kekaisaran Byzantium. Mereka tak percaya begitu banyak laskar Utsmaniyah memasuki kota. Dan sejarah mencatat bahwa meskipun laskar Utsmaniyah berhasil menguasai kota, mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Bahkan Sultan memerintahkan tidak membunuh pasukan Byzantium yang bersembunyi dalam gereja. Juga tidak mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran.

Gelombang aksi massa Al Maidah akan mencatat sejarah baru, bukan hanya dari jumlah manusia yang ikut terjun dalam aksi. Perjuangan Al Maidah pada dasarnya adalah penegakkan hukum, tetapi sejatinya ini merupakan bentuk perlawanan terhadap simbol-simbol kekuatan modal asing yang berada di balik dukungan politik dan uang kepada Ahok.

Rakyat telah mengetahui melalui berbagai media, betapa dukungan politik ini tercermin dalam mandek-nya proses penyelidikan KPK atas kasus pembelian lahan RSSW yang menurut BPK terdapat kerugian negara, proses perizinan reklamasi yang cacat hukum dan pembelaan Jokowi atas diskresi Ahok terkait izin Reklamasi. Dan yang mutakhir adalah sampai saat ini Ahok belum ditahan terkait kasus penistaan agama meskipun sudah dinyatakan sebagai tersangka. Sedangkan dukungan uang dapat dilihat dari uang bantuan yang mengalir dalam pembangunan rumah susun dan kegiatan Teman Ahok.

Perjuangan Al Maidah akan menjadi embrio bagi perjuangan yang lebih besar, bahwa bangsa Indonesia bertekad membebaskan diri dari cengkraman asing yang saat ini telah menguasai tanah dan sumber daya alam Indonesia yang sejatinya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat. Banyak perusahaan-perusahaan asing, baik berbendera AS, Eropa maupun China yang menguasai aset-aset strategis nasional. Bukan itu saja, bahkan rakyat curiga dengan banyak tenaga kerja asal China yang masuk wilayah Indonesia secara ilegal merupakan penyusupan rahasia tentara merah PKC dengan tujuan tersembunyi.

Sistem Kontrak Karya atau kerja sama investasi yang dijalankan selama ini baik itu G2B dan B2B yang jauh lebih menguntungkan asing dari pada rakyat Indonesia, telah menyeret rakyat Indonesia ke jurang kemiskinan dan ketidakadilan di tanahair-nya sendiri. Rakyat telah kehilangan potensi dan kesempatan menjadi bangsa yang mandiri. Para pemilik modal asing ini mendapatkan segala kemudahan dalam menguasai aset nasional karena mendapatkan bantuan politik para pengkhianat penjual negara.

Kemarahan rakyat atas kondisi bangsa dan negara adalah kemarahan konstitusional karena kemarahan rakyat adalah untuk menegakkan konstitusi. Menegakkan hukum atas kasus penistaan agama adalah menegakkan konstitusi. Mengusir tenaga kerja asing ilegal adalah menegakkan konstitusi. Merebut kembali aset-aset yang dikuasai asing akibat dijual melalui kong-kalikong berjemaah para pengkhianat bangsa juga adalah menegakkan konstitusi.

Aksi Bela Islam III-212 pada hari Jumat nanti, juga mengingatkan saya pada aksi para pemuda dan rakyat di kota Hams melawan rezim diktator Bashar al-Assad. Usai shalat Jumat para pemuda dan rakyat turun ke jalan-jalan meneriakkan yel-yel perubahan. Saya yakin, pada aksi Bela Islam III-212 sehabis shalat Jumat nanti rakyat dan pemuda akan turun memenuhi jalan-jalan, meneriakkan yel-yel perubahan serta menuntut Ahok ditahan. Panji-panji Allah akan tinggi berkibar dan spanduk "Sesungguhnya hukum itu kepunyaan Allah" akan membentang dari utara ke selatan.

Sejarah adalah ulangan peristiwa. Sejarah ibarat pemutaran film lama dalam bentuk versi yang lain. Tetapi peristiwa yang sama dari zaman yang berbeda tetap mempunyai pesan dan makna yang sama. Suatu peristiwa perjuangan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas hanya bisa diwujudkan dengan perjuangan tanpa rasa takut disertai pengorbanan yang tulus ikhlas.

Penguasa langit hanya melahirkan momentum, tapi membesarkan wujud perjuangan adalah melalui ikhtiar, bukan tercipta dengan sendirinya. Dan harus disadari sejak awal, dalam setiap perjuangan selalu ada pihak-pihak yang justru melemahkan perjuangan. Maka beruntunglah jika saat ini masih ada orang-orang seperti Habib Rizieq dan Rachmawati Soekarno yang tetap menjaga jalan dan semangat perjuangan itu.

Sadarlah bahwa kini bangsa Indonesia harus berjuang sendiri. Janganlah kita meminta solusi dari AS dan Barat untuk melepaskan diri dari cengkraman China. Dan janganlah kita meminta bantuan China karena ingin mengenyahkan pengaruh AS dan Barat. Percayalah, mereka akan mengulurkan tangan jika mereka yakin bahwa kita akan menjual bangsa dan tanah air ini, tidak terkecuali menjual agama kita. Yang dibutuhkan sekarang adalah kita tidak pernah ragu untuk berkorban dan bersabar di jalan Allah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...