Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Rabu, 07 Des 2016 - 10:42:15 WIB
Bagikan Berita ini :

Menguak Tabir Ketegangan Sosial dan Bangun Konsensus

53obrolan pagi-1.jpg
Kolom Obrolan Pagi Bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Meski ditutup-tutupi, baik sengaja atau tidak, namun sebagian besar warga bangsa ini merasakan ketegangan sosial dalam beberapa waktu belakangan ini. Polarisasi, begitu mengeras diantara elemen bangsa akibat ketidakadilan, ketidakpastian hukum, perekonomian yang makin sulit maupun degradasi budaya dan moral bangsa

Presiden Jokowi boleh saja mengatakan tidak ada yang perlu dirisaukan. Namun, peringatan maupun beberapa ujaran Kapolri tetap menggambarkan ketegangan sosial itu. Ujaran adanya ancaman makar, ancaman ISIS hingga himbauan larangan demonstrasi adalah beberapa bukti ketegangan sosial itu.

Kita semua salut terhadap Aksi Bela Islam I, II dan III. Harus diakui meski berlangsung damai dan tertib, namun rasanya saat berlangsungnya aksi atau demonstrasi ketegangan sosial tak bisa disembunyikan atau ditutupi saat ribuan atau bahkan jutaan umat Islam tumpah ruah di jalan raya ibu kota.

Wajar. Bukan pekerjaan mudah bagi polisi maupun aparat keamanan mengelola potensi kerusuhan terhadap aksi yang melibatkan jutaan umat Islam. Sekecil apapun letupan yang mungkin terjadi, tidak bisa kita bayangkan skala kerusuhan yang bisa ditimbulkan.

Tanda-tanda itu sejatinya sudah bisa dilihat. Polisi terlihat gamang melarang masa saat Aksi 411 meski waktu menyentuh pukul 18.00 WIB, batas akhir aksi unjuk rasa yang diatur UU. Lagi-lagi polisi juga tak bisa melarang umat Islam menyemut disepanjang jalan Thamrin serta ruas jalan lain di ibukota saat Aksi 212, meski sudah ada kesepakatan sholat Jum'at hanya diijinkan di kawasan Monas.

Road show Presiden Jokowi ke beberapa ormas Islam, menemui para pemimpin partai politik maupun menemui tokoh-tokoh rasanya belum mampu meredakan ketegangan itu. Bahkan justru memicu ketegangan baru karena memunculkan aksi #KitaIndonesia yang diakui atau tidak seakan ingin menandingi Aksi Bela Islam.

Aksi #KitaIndonesia sekaligus menandakan bahwa ada elemen-elemen bangsa ini yang seakan berada di luar NKRI. Aksi #KitaIndonesia seakan-akan mengirim pesan bahwa aksi-aksi yang terjadi sebelumnya bukan bagian dari Indonesia Kita. Maka ketegangan itu semakin tampak mengeras.

Menutupi realitas ketegangan sosial seperti menyimpan bara dalam sekam. Cepat atau lambat akan menjadi api kebakaran yang panas. Bahkan bukan tidak mungkin merembet ke berbagai wilayah lain yang secara potensial terpendam dalam bangunan sosial bangsa yang majemuk ini.

Sebab, membiarkan ketegangan sosial berarti membiarkan terjadinya potensi konflik sosial horisontal. Menutupinya hanya akan menyimpan bom waktu. Bahkan justru membiarkan daya ledaknya terus bertambah yang semakin mengancam pondasi bangunan bangsa ini sendiri.

Realitas ketegangan sosial haruslah dihadapi dengan gentlemen. Tak perlu disembunyikan atau ditutupi. Kinilah saatnya bagi elit bangsa ini membangun konsensus guna membuktikan diri mampu mengatasinya secara beradab dan sesuai nilai-nilai bangsa Indonesia. Sebab konsensus adalah inti dari permufatakan adil dan beradab dalam bermusyawarah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...