Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Jumat, 09 Des 2016 - 16:37:33 WIB
Bagikan Berita ini :

Waketum Gerindra: Jokowi Jangan Mau Percaya Adanya Makar

55Arief_Poyuono_2.jpg
Arief Poyuono (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, jika memang melakukan makar maka tidak masalah kepolisian memproses hukum aktivis Hatta Taliwang.

"Sepanjang polisi bisa membuktikan adanya makar, saya rasa silahkan saja diproses secara hukum," ujar dia di Jakarta, Jumat (9/12/2016).

Sebaliknya, lanjut dia, jika tidak bisa membuktikan maka yang menjadi taruhannya adalah nama institusi Polri sendiri.

"Dan saya rasa Kapolri harus mundur nantinya," tegasnya.

Dijelaskannya, tuduhan makar terhadap para aktivis belum memenuhi unsur tindakan berbahaya itu. Sebab biasanya di semua negara, jika terjadi makar maka syarat utama harus ada keterlibatan militer.

"Ada keinginan menggantikan ideologi negara, pengikutnya banyak dan ada rapat-rapat tertutup. Nah ini mereka mau makar masa buat rapat terbuka dan ngundang wartawan," kata dia.

Menurutnya, tuduhan makar atas para aktivis tersebut sangat lemah dan tidak mendasar.

Karena, kata dia, para aktivis tersebut hanya berjuang untuk mengembalikan UUD 1945 yang asli dan Pancasila sebagai sistem negara, bukan untuk mengganti ideologi negara.

"Jadi Joko Widodo sebagai Presiden yang dihasilkan dari produk 'demokrasi liberal' jangan mau percaya akan adanya makar. Sebab dalam sebuah negara demokrasi berbeda pandangan sah saja sepanjang tidak merubah konstitusi negara," tandasnya.

Justru, kata dia, dengan penangkapan para aktivis nantinya bisa menjadi blunder bagi pemerintahan Jokowi yang dianggap anti-demokrasi.

"Nah kalau sudah begitu negara-negara penjaga demokrasi seperti Amerika Serikat, Inggris dan lain-lain pasti akan ambil tindakan yang bisa menjatuhkan Joko Widodo," terang dia.

Ia menduga, informasi para aktivis akan melakukan makar berdasarkan informasi dari intelijen hanya sebuah cara untuk mendelegitimasi institusi Polri sebagai penjaga demokrasi.

"Yang akhirnya Polri akan bernasib sama seperti institusi TNI di era Soeharto," pungkasnya.

Diketahui, Hatta Taliwang ditangkap Mabes Polri terkait dugaan makar pada Kamis (8/12/2016), dini hari.

Sebelumnya, Polri juga telah melakukan penangkapan terhadap 11 orang terkait dengan dugaan makar pada Jumat (2/12/2016) dini hari dan menetapkan mereka sebagai tersangka.

Tiga orang di antaranya ditahan, yaitu Sri Bintang Pamungkas, Jamran, dan Rizal. Sementara delapan orang lainnya, yakni Ahmad Dhani, Kivlan Zein, Adityawarman, Ratna Sarumpaet, Firza Husein, Eko, Alvian, dan Rachmawati, tidak ditahan.

Kedelapan orang itu hanya menjalani pemeriksaan selama 1×24 jam, sementara proses penyidikan masih dijalankan tanpa adanya penahanan.(yn)

tag: #isu-makar  #jokowi  #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Fokus pada Masalah-Masalah di Daerah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus lebih diperkuat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah. ...
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...