Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Rabu, 14 Des 2016 - 11:24:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Ahok Efek dan Kebhinekaan Kita

94obrolan pagi-1.jpg
Kolom Obrolan Pagi Bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso)

Mengapa belakangan ini perbedaan antara kelompok masyarakat begitu tajam? Mengapa akhir-akhir ini diantara kita sebangsa timbul saling kecurigaan yang begitu merisaukan? Kemana perginya saling asah, asih dan asuh? Mengapa berganti saling mencaci dan mengujat?

Aksi dibalas dengan gerakan. Tuduhan dibalas dengan tudingan. Ujaran diimbangi dengan cemoohan. Pernyataan dilawan dengan kontra pernyataan. Himbauan direspon dengan larangan. Ajakan diimbangi dengan pengerahan. Sehingga kegaduhan demi kegaduhan seperti tak pernah usai menemukan penyelesaian.

Bahkan kita menyaksikan betapa pendirian Yayasan Peduli Pesantren (YPP) mendapat kecurigaan yang begitu mendalam. Benarkah mereka yang mencurigai itu telah benar-benar mengetahui duduk perkara pendirian yayasan ini. Ataukah semata-mata karena efek saling curiga yang telah merisaukan tadi?

Polarisasi kelompok masyarakat yang diiringi rasa saling curiga seakan telah menutupi keinginan berbuat baik. Rasa kebersamaan sesama anak bangsa seperti terkoyak oleh perilaku nyinyir dan saling ejek. Kita risau dan khawatir jika perilaku ini menjadi budaya baru ditengah masyarakat.

Kita khawatir karena perilaku tersebut jauh dari nilai-nilai kegotongroyongan. Kita patut risau karena hal itu akan merusak anyaman keanekaragaman maupun kebhinekaan bangsa ini. Kita khawatir sekaligus risau karena barangkali itulah benih-benih yang merusak pondasi bangunan bangsa Indonesia jika tidak mampu mengelola dengan baik dan cermat.

Berkepanjangannya kasus Ahok telah memicu guncangan sosial. Diakui atau tidak 'Ahok Efek' telah menjadi penyebab munculnya keresahan, kerisauan maupun rasa saling curiga ditengah masyarakat. Kita merasakan proses peradilan yang berlangsungpun menyisakan sekaligus memendam pesimistis dan ketidakpercayaan.

Apakah kebhinekaan kita sebagai bangsa belum selesai? Bisa iya atau tidak. Inilah yang harus dijawab oleh bangsa ini. Tak terkecuali para elit dan pemimpin. Bukan dengan cara menutup-nutupi. Bukan pula mencari-cari kambing hitam menyalahkan pihak lain. Namun justru dengan membuka diri untuk suatu dialog dan rekonsiliasi sepenuh hati.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #ahok  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...