JAKARTA [TEROPONGSENAYAN] – Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah [BTM] siap berwajah dua, yaitu berperan sebagai lembaga keuangan mikro syariah [LKMS] atau koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah [KSPPS]. Demikian rekomendasi yang dikeluarkan Induk BTM sebagai tindak lanjut diadakannya Diskusi Nasional Revitalisasi BTM Pasca Terbitnya UU Nomor 1 Tahun 2013 oleh TeropongSenayan.com pada akhir November [29/11/2016].

‘’BTM akan memanfaatkan dua regulasi yang ada, yaitu UU LKM dan UU Perkoperasian, sehingga ke depan ada dua jenis BTM, yaitu LKMS-BTM dan KSPPS-BTM,’’ kata Ketua Induk BTM Muhammad Suud. Yang penting, kata dia, BTM bisa memanfaatkan program pemberdayaan UMKM.

Yang harus dipecahkan adalah keberadaan koperasi sekunder di mata UU LKM. Suud mengatakan, meskipun BTM secara tersurat dimasukkan ke dalam regulasi tersebut, namun diterbitkannya peraturan OJK No 62, telah menjadi pembatas bagi BTM untuk berkembang karena LKM primer dilarang bergabung dalam sekunder.

‘’Mudah-mudahan dengan rekomendasi ini ada perubahan kebijakan dari regulasi tersebut sehinga pengembangan LKM di tanah akan semakin baik,’’ kata Suud lagi dalam penjelasan tertulis belum lama ini.

Yang penting, kata dia, BTM berperan sebagai solusi bagi persoalan tersebut dan sekaligus sebagai implementasi teologi Al Ma’un yaitu teologi dalam pemihakan kepada kaum miskin, terlantar, tertindas, termarginalkan, dan kepada anak yatim.

Sementara itu, dialog yang diadakan di Galeri Indonesia Wow atau Smesco Tower itu menghadirkan nara sumber, yaitu Direktur LKM-OJK Suparlan, anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto, Ketua Pusat BTM Jawa Tengah Akhmad Sakhowi, pengawas LPDB-KUKM Setyo Heriyanto, dan Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan [MEK] Aries Muftie. Salekan, Asisten Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Bidang Keanggotaan bertindak sebagai keynote speaker. [b]