JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Peneliti senior LIPI, Siti Zuhro menyoroti dinamika politik di Ibu Kota DKI jelang pemungutan suara 15 Februari 2017.
Menurut dia, saat ini partai politik dan pendukung Cagub-Cawagub harus mulai menyuguhkan data dan fakta yang akurat dan jernih terkait masing-masing pasangan.
"Saya disini tidak dalam kapasitas pendukung Pak Anies, Pak Ahok maupun Pak Agus. Tapi saya adalah pendukung sistem yang lurus. Mari kita semua memulai menjadi pendukung bangsa Indonesia yang lebih baik, demi bangsa dan negara," kata Mbak Wiwi, sapaan akrab Siti Zuhro, saat Diskusi Akhir Tahun 2016, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI JAYA), dengan tema 'Evaluasi Kepemimpinan Pemda DKI Jakarta', di Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).
Wiwi menjelaskan, pilkada kali ini adalah peluang emas bagi paslon untuk mengevaluasi kepamimpinan sebelumnya serta menawarkan solusi kepada masyarakat.
"Demokrasi yang ideal adalah membangun sistem yang betul-betul demokratis. Bukan yang prosedural apalagi jalan sendiri karena merasa paling benar," katanya.
Dijelaskan Wiwi, demokrasi yang dicita-citakan gerakan reformasi 98 adalah sistem pemerintahan yang rasional dengan nalar-nalar yang objektif. Bukan malah menampilkan gaya-gaya orde baru dengan menggusur rakyat keci dengan membawa bala tentara.
"Saya berharap agar di Pilkada DKI kali ini masyarakat mendapatkan pemimpin terbaik. DKI Jakarta harus menjadi contoh yang mampu menampilkan demokrasi yang lebih substantif dan mengedepankan etika serta moral politik," tegas Wiwi.
"Jadi, lawan tangguh politik di Pilkada ini adalah dia calon yang mampu menawarkan nilai-nilai humanis dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Bukan yang melecehkan dan membodoh-bodohi orang," terang Wiwi. (icl)