JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan politisi Partai DemokratGede Pasek Suardika memutuskan bergabung ke Partai Hanura, setelah sekitar dua tahun sempat tak berpartai.
Salah satu alasan Pasek kepincut merapat ke Hanura karena partai yang kini diketuai Oesman Sapta Odang (OSO) bukan partai 'golongan darah' atau dinasti.
"Keputusan saya bergabung dengan Hanura karena partai ini bukan partai golongan, golongan darah yang bernafsu membangun dinasti," kata Pasek kepada TeropongSenayan di Jakarta, Senin (9/1/2017).
Dalam pandangan Pasek, selama ini Partai Hanura mampu mengekspresikan sebagai salah satu dari sedikit partai yang demokratis.
"Sebagai pendiri Hanura, Pak Wiranto begitu membuka ruang yang lebar bagi anak-anak muda. Beliau membangun kader partai ini murni dengan pendekatan kontribusi dan kinerja," jelas Pasek.
"Kami melihat beliau sangat jauh dari partai keluarga, golongan darah atau dinasti. Beliau tidak membawa-bawa istri, anak, ipar atau saudara-saudaranya. Tetapi murni berbasis kinerja dan kontribusi kepada partai, bangsa dan Negara," beber Pasek.
Karenanya, Pasek memprediksi, Pemilu pada 2019 nanti akan menjadi konstalasi politik yang menarik bagi rakyat dan kedewasaan demokrasi di Indonesia.
"Rakyat akan melihat dengan jernih mana partai yang monarki dan mana partai yang demokrasi, saya bersama mas Anas (eks Ketum Demokrat) akan all out membantu pak Oso," ujar dia.
Diketaui, Anggota DPD asal Dapil Bali ini ikut hadir ke Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura di Kantor DPP Hanura, Rabu (21/12/2016).
Selain Pasek, anggota DPD lain yang diajak Oesman Sapta bergabung ke Hanura antara lain Andri Garu, Aceng Fikri dan Novi Chandra.
Pasek meyakini, di bawah kepemimpinan Oesman Sapta, dan ditambah dengan banyaknya anggota DPD lain yang bergabung, perolehan suara Hanura akan meningkat pesat dalam pemilu legislatif 2019 mendatang.
"Akan seperti Manchester city, pertama dibawah, sekarang juara liga," ucap Pasek.
Sebelumnya, Pasek bersama jaringan Anas Urbaningrum memilih hengkang dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lantaran kecewa terhadap partai Demokrat yang dinilainya belakangan begitu kental aroma dinasti.(yn)