JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Operasi pasar yang digelar PT Food Station Tjipinang Jaya di 70 kelurahan saat masa kampanye terus menuai polemik.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta itu dituding sengaja menggelar operasi pasar dengan menyesuaikan jadwal kampanye Cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Padahal mestinya, BUMD dalam menggelar operasi pasar harus berpatokan pada beberapa indikator, di antaranya pasokan beras terhambat, ketersediaan beras mulai kurang khususnya beras yang paling banyak dikonsumsi masyarakat IR64 kw 3 dan harga terus mengalami kenaikan.
"Ini kan tidak, semua indikator tersebut tidak terpenuhi, tapi PT Food Station terus memaksakan menggelar operasi pasar, ini ada apa?," kata salah satu sumber yang juga orang internal PT Food Station, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Sumber yang enggan disebutkan namanya ini menyebut, selama ini PT Food Station Tjipinang Jaya dalam menggelar operasi pasar mendapatkan arahan dari staf khusus Ahok, bernama Melvani.
Makanya, kata dia, tidak aneh jika jadwal operasi pasar bersamaan dengan jadwal Pilkada dan disesuaikan dengan lokasi kampanye Ahok.
"Digelar di 70 kelurahan dan akan selesai pada tanggal 13 Februari 2017 saat masa tenang menjelang dua hari pencoblosan," ungkap sumber itu.
Terpisah, Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi membantah kabar tersebut. Menurutnya, operasi pasar tidak akan berhenti pada tanggal 13 Februari 2017.
Kata Arief, operasi pasar akan terus berlanjut. Namun, 70 titik itu akan kembali disesuaikan karena tidak banyak pembeli.
"Soal titik kampanye Ahok, saya sama sekali tidak tahu. Saya hanya tahu titik operasi pasar saja," tegas Arief.
Namun Arief mengakui bahwa dirinya cukup dekat dengan salah satu staf khusus Ahok, bernama Melvani.
"Ya saya kenal banget," pungkasnya.(yn)