Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Minggu, 15 Jan 2017 - 09:24:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Perang Paslon

95images.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Debat resmi pertama ketiga paslon cagub sengit, tajam, seru dan memikat. Serang menyerang dipicu Paslon No. 2. Mereka mencibir, nyinyir dan ngaco. Kadang serangannya sukses, tapi sering jadi bumerang.

Ahok mencibir program Satu Jakarta sebagai copy paste program Jakarta One. Silvi menangkis bahwa Jakarta One cuma dilaunching dan diupload di sosmed saja. Paslon No. 1 hendak merealisir program Satu Jakarta.

Ahok berusaha ngeles. Dia bilang sebab Jakarta One tidak jalan adalah karena salah cetak saja.

Serangan Calon Wagub Djarot tidak kalah bengis. Dia bilang "menurut studi, kesuksesan program pemberdayaan usaha hanya 10%".

Statemen ini bermaksud mendeskreditkan program penciptaan 200 ribu enterprenuer baru.

Sandiaga Uno mempertanyakan sumber validitas angka 10% itu. Sayang, Djarot hanya sebut kata "study", tanpa menyebut study siapa-kapan-di mana.

Berdasarkan pengalaman 15 tahun, Sandiaga menyatakan program pendampingan UKMK sukses 80%. Kuncinya di pendampingan. Bahkan, belakangan ini, Sandi sudah memproduksi 1200an orang wirausaha baru.

Paslon No. 3 adalah pasangan paling santun. Sebenarnya, mereka tidak pernah menyerang paslon no. 1 dan 2. Mereka hanya menangkis serangan.

Contohnya di soal penggusuran. Anies Baswedan mengingatkan bahwa 5 tahun lalu, Ahok pernah berjanji (bahkan sampe membuat kontrak politik tertulis) kepada warga Bukit Duri untuk tidak menggusur. Janji palsu. Sekarang Bukit Duri rata dengan tanah. Dibuldozer tanpa kompensasi dan musyawarah.

Anies tidak serang Silvi saat bertanya soal Timpora. Silvi menjawab soal kerang ijo dan program bantuan bergulir sebesar 1 miliar. Jawaban Silvi disambut sorak-sorai pendukung. Jadi bahan tertawaan setelah Anies bilang jawaban Bu Silvi menarik tapi ngga nyambung.

Lah, gimana bisa nyambung. Yang ditanya soal tim pengawasan orang asing tapi dijawab tentang empowerment masyarakat dan kerang ijo di Muara Kamal.

Itikad menjatuhkan sangat jelas ada di Paslon No. 2. Sewaktu Anies bertanya soal "strategi" meningkatkan mutu manusia dan pendidikan, Ahok jawab ngalor ngidul tak tentu arah. Ujung-ujungnya menuding Anies menolak surat dari BNN. Sesudah debat selesai, Anies memberi keterangan bahwa surat BNN yang disebut Ahok itu ternyata tidak pernah ada.

Baik Paslon 1 dan 3, mereka tampak menjadi penyempurnaan dari segala hal yang berkaitan dengan Paslon No. 2.

Contohnya, Paslon Basuki-Djarot selalu menghiperbolisasi slogan "kerja kerja kerja". Slogan ini disempurnakan Silvi dengan frase "bekerja dengan hati". Tentu saja ini benar. Kerja tanpa pikiran dan hati merupakan ekspresi dari kebringasan dan barbarisme.

Selain slogan kerja, Pasangan Anjrot merilis retorik bertajuk: penuh otaknya, penuh perutnya, penuh dompetnya.

Sekali pun ini hanya retorika kosong manakala biaya pendidikan universiter masih tinggi selama Ahok berkuasa dan jumlah orang miskin meningkat. Penggusuran brutal Ahok membangkrutkan lebih banyak orang. Tanya saja kepada warga Kampung Aquarium seperti Edot dan Dharma Diani bila tidak percaya.

Anies menyempurnakan slogan retorik itu dengan menyatakan tidak hanya perut dan dompetnya yang penuh tetapi juga kualitas moralnya ditingkatkan dengan pendidikan dan contoh perilaku pemimpin.

Anies berjata bahwa pemimpin adalah orang yang diikuti perilakunya.

Pasangan Anies-Sandi tampak sebagai sosok religius. Pak Prabowo Subianto berulang kali bilang bahwa mereka adalah orang-orang yang sopan.

Saya kira Pak Prabowo benar. Kapan pernah Anies-Sandi ngomong taik di televisi dan mencaci maki warga. Tidak pernah!(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...