Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Rabu, 18 Jan 2017 - 12:54:52 WIB
Bagikan Berita ini :

Sistem Pemilu 2019, Fraksi Golkar Ingin Proporsional Tertutup

76fraksi-golkar-mandra.jpg
Seminar bertajuk "Memastikan Sistem Pemilu Yang Tepat Untuk Pemilu Serentak 2019 Dalam Rangka Memperkuat Sistem Presidensial" yang digelar Fraksi Partai Golkar di Gedung KK I Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/1/2017) (Sumber foto : Mandra Pradipta/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - DPR dan pemerintah masih membahas Rancangan Undang-undang Pemilu. Salah satu pasal yang masih menjadi perdebatan adalah sistem Pemilu.

Fraksi Partai Golkar menyatakan mendukung usulan pemerintah bahwa Pemilu 2019 mendatang menggunakan sistem proporsional tertutup atau mencoblos lambang partainya saja.

Dalam Pemilu 2014 lalu, sistem yang dipakai adalah proporsional terbuka atau mencoblos lambang partai dan gambar Caleg sekaligus.

"Golkar mempejuangkan sampai titik darah penghabisan sistem pemilu yang akan kita wujudkan adalah sistem pemilu proporsional tertutup. Ini hasil musyawarah partai. Golkar tidak mengutamakan kepentingan partai, daripada kepentingan bangsa dan negara," kata anggota Fraksi Golkar Rambe Kamarul Zaman dalam seminar di Gedung KK I Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/1/2017).

Lebih jauh, Rambe mengungkapkan, pihaknya sudah merancang soal tahapan penyelenggaraan Pemilu. Adapun tahapannya, yaitu 24 bulan sebelum hari pemungutan suara sudah harus selesai.

Hal itu bertujuan, lanjut dia, memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan penyelenggaraan pemilu serentak agara peserta pemilu punya persiapan yang cukup untuk memilih.

"Golkar siap mengikuti agar UU ini dapat terselesaikan dengan baik. April tahun ini harus dapat diselesaikan," ucapnya.

Mantan Ketua Komisi II DPR ini mengaku, pihaknya setuju dengan usulan pemerintah soal presidential threshold yakni Parpol atau gabungan Parpol yang memperoleh 25% suara nasional atau 20% kursi pada Pemilu 2014.

Sementara untuk parliamentary threshold, beber Rambe, Fraksi Golkar telah menyepakati 10 persen guna meningkatkan kualitas parlemen yang lebih baik kedepannya.

"Tetap kita memakai prinsip konvensi suara ke kursi. Partai yang suaranya banyak, kursinya banyak. Dan hal itu dapat membantu penyerderhanaan parpol di Parlemen. DIM (daftar inventarisasi masalah)-nya sudah disampaikan oleh tim Pansus," jelasnya.

"Jangan berpikir hari ini bahwa partai besar, partai kecil. Ini pemilu kelima pasca reformasi. Kita minta kepada fraksi untuk bergerak maju," pungkasnya.(yn)

tag: #partai-golkar  #pemilu  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement