Bisnis
Oleh M Anwar pada hari Jumat, 03 Feb 2017 - 19:49:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Impor BBM Picu Kisruh Dwi-Abe Pimpin Pertamina

71IMG_20170203_194734.jpg
Komisaris Utama PT Pertamina, Tanri Abeng (Sumber foto : Istimewa )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pemberhentian Dwi Soetjipto sebagai Dirut dan Ahmad Bambang (Abe) sebagai Wadirut Pertamina antara lain dipicu kisruh soal impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal inilah yang membuat komunikasi antara dua pucuk pimpinan BUMN migas itu tidak harmonis.

Demikian diungkapkan oleh Komisaris Utama PT Pertamina, Tanri Abeng usai RUPSLB di kantor Kementerian BUMN, Jumat (3/2/2017). Pemegang saham memutuskan menghentikan mereka berdua guna menjaga soliditas manajemen di lingkungan PT Pertamina.

Tanri Abeng mengungkapkan masalah impor BBM jenis solar sebesar 1,2 juta barel terjadi pada pertengahan Januari lalu. Tanri membeberkan Abe melangkahi posisi Dwi karena menandatangani persetujuan impor solar.

Abe sebenarnya sudah meminta tandatangan Dwi untuk menyetujui impor Solar. Namun Dwi tak kunjung menandatangani persetujuan itu. Abe akhirnya memberanikan diri menandatangani persetujuan agar proses impor dipercepat. Hal inilah yang dianggap Abe menyalahi wewenangnya sebagai Wakil Direktur Utama.

Hanya saja, menurut Tanri, hal itu bukan sepenuhnya salah Abe. Alasannya, Abe memutuskan melakukan hal itu karena Dwi tak kunjung menandatangani persetujuan itu. Padahal dokumen telah disiapkan berjauh-jauh hari.

Impor solar diperlukan oleh PT Pertamina karena stok dalam negeri tengah menipis. Tanri menyebut bahwa persediaan solar tercatat tinggal 15 hari. Ini sudah di bawah angka stok standar nasional yang dianggap aman yaitu selama 20 hari.

"Pengalokasian itu kewenangan Wakil Dirut. Tapi mengimpor itu kewenangan Dirut. Permintaannya memang sudah dikirim ke Dirut. Tapi karena Dirut belum tandatangan, makanya Wadirut melakukan itu," tutur Tanri.

Tanri menyebut, masalah bisa selesai jika Dwi segera menandatangani persetujuan impor tersebut. Lebih memprihatinkan penyalahgunaan wewenang Abe ini disebutnya selalu dibawa-bawa sebagai bahan perselisihan ke berbagai forum internal. Sehingga malah memicu kisruh.

Tanri menambahkan, penyalahgynaan wewenang ini tak boleh terjadi. Namun di sisi lain, Tanri juga menyalahkan sikap Dwi yang kurang responsif.

"Kalau saya jadi Dirut, dan saya lupa tandatangan, saya akan telepon Wadirut kalau dokumennya belum diteken. Ini masalah komunikasi. Dan masalah komunikasi ini berujung pada kinerja yang tidak optimal," jelas Tanri.

Selain soal impor solar, Dwi dan Abe juga tidak bersepakat dalam penggantian 20 pegawai strategis. Akibatnya mereka tak kunjung diganti meski sudah habis masa jabatannya. Salah satunya adalah posisi pimpinan PT Pertamina Gas (Petagas).

"Pergantian di Pertagas itu terlambat beberapa saat ya gara-gara itu," tambahnya.

Tanri menyebut, sebagian besar akar masalah ini bermula dari kurang bagusnya sifat kepemimpinan Dwi. Sehingga RUPS memutuskan untuk memberhentikan Dwi sebagai Dirut untuk mencegah hal ini terulang lagi. Abe akhirnya juga diberhentikan akibat hal tersebut.

"Lebih aman dicopot dua-duanya saja," ujar Tanri Abeng.(ris/dbs)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement