Opini
Oleh Laode Ida pada hari Minggu, 19 Feb 2017 - 11:27:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengapa Jaksa Agung Permalukan Presiden?

33obrolan pagi-3.jpg
Kolom bersama Laode Ida (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Pernyataan Jaksa Agung (JA) HM Prasetyo (HMP) bahwa Ahok tak perlu dinonaktifkan, atau baru akan dinonaktifkan bila sdah ada putusan hakim, tak perlu dirisaukan kendati sangat memalukan dan sekaligus permalukan Presiden Jokowi. Soalnya, publik bangsa ini niscaya tahu kalau motivasi HMP hanya sekedar mau memuaskan para bos politisi pendukung Ahok termasuk barangkali juga para barisan cukong penopangnya. Bahkan bukan mustahil pernyataan seperti itu memiliki tarif tersendiri sebagai kompensasinya.

Bagi saya, mustahil seorang JA tak tahu kalo UU tentang Pemda memastikan seorang kepala daerah yang sudah berstatus terdakwa wajib dinonaktifkan. Tak boleh ada tawar menawar lagi. Namun karena ada kepentingan dengan dua motivasi di atas, maka HMP barangkali 'pura-pura bodoh', dan sekaligus mau kibuli rakyat yang awam hukum. Pernyataan itu juga bisa dikategorikan sebagai 'hasutan' baik terhadap pendukung maupun lawan politik Ahok. Mengapa?

Bagi para pendukung Ahok, akan menggunakan pernyataan JA itu sebagai dasar untuk menentang atau melawan dengan berbagai caranya upaya menonaktifkan Ahok. Dan sebaliknya, para lawan politik Ahok akan marah besar. Inilah bagian dari ketegangan atau konflik sosial yang sengaja diciptakan oleh pihak penguasa atau penegak hukum yang membabi buta dalam memaksakan kepentingannya sehingga hukum pun dinjak injak sendiri.

Barangkali sudah kebiasaan JA HMP yang berupaya mengabaikan penegakan hukum. Masih selalu segar dalam ingatan kita, saat belum lama dilantik langsung umbar janji untuk tangani secara khusus para kepala daerah pemilik rekening tambun. Tapi ternyata ia endapkan sendiri hingga detik ini, sehingga beralasan kalau pihak KPK (saat tersangkakan seorang gubernur pemilik rekening gendut) menduga JA sudah masuk angin.

Pertanyaannya sekarang, apakah pernyataan HMP itu atas pesan dari Presiden Jokowi ataukah inisiatif sendiri? Mudah-mudahan bukan atas pesanan Jokowi.

Namun ini pun meragukan, karena hingga saat ini Presiden Jokowi belum menegur HMP sebagai pembantunya yang pertontonkan kebodohan di hadapan publik.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...