Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Senin, 20 Feb 2017 - 08:59:15 WIB
Bagikan Berita ini :

Kartu Truf Ahok

95images.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Ada satu kegundahan yang sampai saat ini bikin saya gak abis pikir. Soal pembelian lahan milik pemprov di Cengkareng Barat. Dulu Wagub Djarot sempat dikutip media. Dia bilang skandal lahan Cengkareng ini lebih gede dari kasus RSSW. Berarti, Djarot tidak terlibat kasus ini. Dia clean seperti bayi.

Sekarang, kasus ini lenyap. Ahok tanda tangan disposisi pembelian. Seakan, kasus ini dipegang sebagai kartu truf untuk mengendalikan Ahok.

Di medsos, rame gosip seputar kemungkinan skenario Ahok menang pilgub tapi lantas masuk bui. Sekali pun menang, bukan dia gubernurnya.

Dari hasil pilgub putaran 1, diketahui Ahok punya modal basis massa Tionghoa, Nasrani dan aliran sesat. Cukup signifikan dengan kalkulasi, 1 keluarga Tionghoa bisa seret 1 orang pribumi. Di banyak kasus, bos kecil etnik Tionghoa bisa pengaruhi karyawannya coblos Ahok. Bahkan bisa jadi cinta mati. Belum lagi di pergaulan sosial. Ada banyak sekali pribumi bersahabat dengan non pri. Paling bahaya di kampus. Mahasiswi non chinese bisa ikut-ikutan berpikir Ahok itu bagus. Sebabnya, mayoritas mindset teman-teman Chinese-nya say so.

Plus, memang pada dasarnya pribumi itu baik. Tidak rasis. Double plus, rasa "ngga enak ati" yang jadi ciri khas orang Indonesia. Tionghoa WNI yang sudah bergenerasi hidup dan berinteraksi di sini, juga punya kesamaan psikologi "ngga enak ati" ini. Beda dengan Hongkong Chinese atau singkek. Rata-rata, mereka uneducated di soal tata krama klasik Tionghoa. Cenderung westernised. Sok kebarat-baratan. Mereka lebih kasar, egois, tough, dan sadiz.

Karena teman-teman Tionghoanya pilih Ahok, si pribumi juga akan coblos Ahok. Toh ada stigma, siapa pun jadi gubernur nggak ngaruh buat dia. Yang digusur warga Kalijodo, Pasar Ikan atau Bukit Duri. Bukan family, kenal aja nggak dengannya.

Bila si pribumi ini nggak ikut-ikutan coblos Ahok, dia bisa dikecam sebagai rasis, anti cina, gak gaul, tertutup, pro ISIS, go-block dan lain sebagainya.

Kalo sudah begini, Ahok memang punya manfaat sumbang suara. Sehingga dia harus kerja keras menangkan diri. Sesudah menang, masuk bui. Pasal penistaan agama lebih ringan daripada kasus tipikor. Jadi mau nggak mau, Ahok pilih masuk bui dengan pasal 156a dengan bargain kerja keras menangkan pilgub. Sekali pun ditimpukin dan ditolak di mana-mana.

Ahoker yang berharap Ahok jadi gubernur tentu akan kecewa. Ternyata, suaranya diberikan untuk orang lain. Di situ kartu truf pembelian lahan milik sendiri jadi relevan.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Hakim Konstitusi dan Neraka Jahannam

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dari semua tokoh-tokoh yang berpidato di aksi ribuan massa kemarin di depan MK (Mahkamah Konstitusi), menarik untuk mengamati pidato Professor Rochmat Wahab (lihat: Edy ...
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...