Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Sabtu, 25 Feb 2017 - 10:48:04 WIB
Bagikan Berita ini :

Bangsa Tidak Logis

10IMG_20170225_104029.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Paslon Anies Sandi bakal diserang. Macam-macam fitnah, framing, hoax ditebar Ahoker. Sama seperti mereka gunakan kartu ex napi pembunuh, Antasari Azhar. Alhasil, AHY tersungkur di angka 16%.

Mencari kesalahan disebut "tajassus". Diharamkan Al-Quran dan hadits. Tapi rapopo di arena politik ahoker. Sayangnya, we are not a nation of logicians. Tim konten dan ahli tipu-tipu ahoker sukses bikin banyak aktifis jadi gila. Emmy Hafidz sontak suka faktor "likes or dislikes" dalam pilihannya. Para intelektual reformis ini, sayangnya, nggak mampu menarik garis tegas antara "political culture" dan "celebrity culture". Keduanya jadi "hopelessly blurred" sekarang.

Ahoker hendak membangun opini Anies-Sandi korup. Bahasa kerennya "argumentum ad populum". Argumentasi dumb. Sebuah gosip. Asalnya dari "katanya, katanya" atau "many people say”. Situs yang memuat konten berita "Anies Korupsi" semuanya portal abal-abal. Ada situs bernama "lontebole", duniasantri ML atau tulisan ANONIM yang isinya testimoni teman Anies.

Fabrikasi kabar korupsi Anies-Sandi bukan berita. Bukan produk jurnalistik. Semata-mata hasutan. Tajassus. Lebih buruk dari mainstream media yang disebut Donald Trump sebagai bisnis jurnalisme yang "disgusting and corrupt media.”

Di kasus aksi panasbung Kamerad, Anies digugat terima sogokan Kominfo. Polisi nyatakan laporan ini nggak masuk akal. Belakangan, konten "berita" ini diangkat lagi oleh Ahoker. Mereka kalap. Kehabisan bahan. Sekarang, mereka mau coba lagi dengan isu Frankfrut. Satu situs rilis judul bombastis: Anies digerebek polisi jam 10.00.

Berita sampah (junk news) macam begini cuma punya satu fakta. Not even, partially fact. Yaitu adanya aksi panasbung Kamerad. Sisanya ngawur, including its content. Sampah!. Ironisnya, publik jadi ikut-ikutan go-block pasca Ahok berkuasa. Padahal, fakta adalah satu-satunya perbedaan antara jurnalisme vs fiksi.

Peter Kann berkata, “facts are facts; that they are ascertainable through honest, open-minded and diligent reporting; that truth is attainable by laying fact upon fact, much like the construction of a cathedral; and that truth is not merely in the eye of the beholder.”

Kaum intelektual punya obligasi memisahkan "truth" dari "falsehood". Obligasi ini semakin dibutuhkan saat penguasa memaksakan "falsehoods are truths." Saat ini, kita sedang berhadapan dengan rezim powerfull sekaligus shameless. Dan hanya "shameless people" bisa mereka kadalin.

Tidak punya etika jurnalistik, tidak punya malu, tidak punya dignity Ahoker menyebar informasi hoax. Information for boosterism. Untuk gagah-gagahan. Mungkin karena publik suka sesuatu yang bombastis. Publik yang stress. Jika tidak nonton sinetron India, mereka suka kisah kapal ditenggelamin.

Ahok bersih korupsi dan Anies Korup cuma shameless rhetoric. Receptive audience-nya ya cuma shameless people. Semakin kurang ajar mulut si Ahok, semakin disukai his core supporter. This is an era of insanity.

Di tangan ahoker, politik menjadi sinonim dengan dishonesty, insult dan scandal: It’s entertaining. Horeee. Persetan dengan banjir, enam skandal korupsi selama Ahok berkuasa, korban gusuran dan lain sebagainya. Anies-Sandi muncul untuk mengeliminir semua itu. Makanya, mereka difitnah. Tidak heran.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Senin, 22 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...
Opini

Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo adalah dua hal yang dapat di sebut sebagai sebab dan akibat. Putusan MK dalam gugatan Pilpres, akan menjadi sebab dan penyebab ...