JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Internal Partai Golkar tampaknya tengah mengalami guncangan. Hal itu menyusul adanya kabar pencopotan Kahar Muzakir sebagai ketua Fraksi Golkar di DPR. Padahal Kahar merupakan loyalis dan pembela Novanto ketika kasus 'Papa Minta Saham' mencuat.

Informasi pencopotan tersebut dibenarkan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Ia berdalih, pergantian itu semata-mata untuk penyegaran di internal Golkar, khususnya di DPR.

"Jadi begini kami dalam rangka menjaga efektivitas kinerja semuanya, sama kaya ketika jadi Sekjen saya mundur dari DPR tahun 2011 awal mundur untuk efektifitas. Lalu ada pertimbangan DPR dan DPP kepetinganya sama yaitu dorong kinerja," kata Idrus di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Menurut Idrus pergantian ini untuk menghadapi isu politik kedepan. Untuk itu, sambungnya, Fraksi Golkar dan DPP perlu didorong untuk kinerja yang lebih baik.

"Sehingga DPP Golkar lakukan penyegaran untuk ditingkatkan kinerja baik di fraksi maupun DPP Golkar hadapi momentum politik kedepan yang dibutuhkan kinerja intensif dan efektif. Pilkada 2018 dan pemilu 2019 udah di depan mata, ga terasa," ucapnya.

Namun Idrus enggan membeberkan sosok pengganti Kahar sebagai ketua Fraksi Golkar.

"Nanti kami sampaikan. Sedang diproses dalam jangka waktu singkat sudah ada," kata Idrus.

Saat disebutkan nama Roem Kono dan Robert J Kardinal sebagai pengganti Kahar Muzakir, Idrus enggan menjawabnya.

"Itu nanti Ketum (Golkar Setya Novanto yang menentukan). Di DPP Golkar membutuhkan pak Kahar dan posisi dia ketua koordinator bidang kepartaian dan itu kunci mesin politik Golkar berjalan atau tidak," ucapnya.

Idrus mengatakan pergantian ini bukan semata-mata Kahar gagal dalam memimpin Golkar di DPR.

"Bukan, selama ini berjalan baik hanya minta konsentrasi. Pak Kahar perlu konsenterasi verifikasi parpol," tandasnya.(yn)