JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi IX DPR RI Okky Asokawati menegaskan, isu emansipasi perempuan belum menyebar di seluruh wilayah Republik Indonesia. Emansipasi masih terkonsentrasi di kota-kota besar, belum menyentuh pelosok dan pedesaan.
Okky menyampaikan pandangannya guna memperingati Hari Kartini, hari ini, Jumat (21/4/2017). Dia menilai, isu emansipasi hanya ada di kota-kota besar. Kesadaran akan emansipasi perempuan tidak terjadi di daerah, desa dan pelosok Nusantara.
"Seharusnya pelibatan masyarakat sipil seperti organisasi perempuan yang memiliki struktur hingga desa dapat lebih dikongkritkan lagi oleh pemerintah. (Caranya) dengan membuat pemetaan daerah yang berkategori 'lampu merah' dan 'lampu kuning', khususnya dalam persoalan perempuan," ujar Okky dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Belum meratanya wilayah geografis penyebaran isu emansipasi, menurut Okky, menjadi masalah serius. Situasi ini memunculkan perempuan-perempuan yang belum merdeka dari struktur sosial, politik, dan ekonomi. Salah satu indikasi adalah masih banyaknya praktek pernikahan dini.
"Beberapa indikator yang tampak seperti masih banyaknya perempuan yang menikah di usia dini dengan angka 48 banding 1.000. Padahal target Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2016, perempuan usia dini yang memiliki anak sebesar 38 banding 1.000," kata Okky.
Menurut Okky, implikasi nyata dari perempuan yang belum bebas tersebut diantaranya persoalan gizi buruk bagi anak Indonesia. Menurut laporan Global Nutrition pada tahun 2016 yang dikutipnya, Indonesia berada di rangking 108 dunia.
"Angka ini jauh di bawah negara-negara tetangga di ASEAN seperti Thailand dengan ranking 46, Malaysia 47, Vietnam 55, Brunei 55, Philipina 88, bahkan Kamboja 95," ucapnya. (plt)