Saat kuliah partai politik dan pemilu, Selasa, 18 April jam 14.00 -16.00, kelas mendiskusikan tentang apa yang akan terjadi dengan pilkada DKI. Elit negara berkoalisi dengan elit non negara. Setelah berdiskusi dengan membahas variabel-variabel yang ada. Untuk menutup, saya bilang tidak boleh ada setitik kecil pun kita bersuudlon pada Allah. setelah 411, 212 sampai 313, serta skenario koalisi elit mungkin juga dukungan negara-negara sahabat pada calon tersebut.

Saya bilang tenang saja besok Allah akan mengirim angin sepoi-sepoi yang bisa membolak balikkan hati manusia. Insya Allah Anies-Sandi menang.

Alhamdulillah, skenario manusia membuatnya, tapi Allahlah yang menentukan. Bagaimana sejak kasus Al Maidah 51, kampanye pertarungan di dunia maya, pengadilan kasus penista agama, detik-detik terakhir Bawaslu disibukkan dengan kasus sembako, pembukaan rekening Bank DKI untuk lansia, bahkan di pagi hari masih ada pula money politik melalui serangan fajar, sampai pergerakan para militer dan aparat negara kepolisian dan pergerakan para militer (ormas). Pernyataan Panglima TNI siapkan minimal satu orang di TPS (ini mengingatkan posisi ABRI saat polisi dan TNI bersatu, era Presiden Megawati pemisahan TNI dan POLRI).

Dengan kondisi tersebut di atas, pada hari H pilkada aman, satu dua insiden kecil saja terjadi. Kemana itu ancaman-ancaman sebelum hari H? Itulah yang saya sebutkan dikirimkan bak angin sepoi-sepoi dan bala tentara Tuhan untuk membolak balikkan hati membantu ummat Islam dan agar Ummat Islam tidak terus menerus didlolimi.

Percaya atau tidak? Itu urusan masing-masing. Pasca pilkada, kita sama-sama mewujudkan Jakarta maju kotanya bahagia warganya. Seperti Al Farobi seribu tahun lalu mengatakan bahwa fungsi negara utama itu adalah mensejahterakan rakyat dan membuat rakyatnya bahagia. Bismillah...Al Fatihah. Amin...(*)