JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi mengaku prihatin dengan nasib para pilot Indonesia yang belum diperhatikan dengan layak.

Hal tersebut disampaikan Dede saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ikatan Pilot Indonesia di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (25/04).

"Ada banyak akal-akalan antara perusahaan maskapai penerbangan dengan pilot. Saya mengkategorikan bahwa investasi terbesar dari sebuah perusahaan penerbangan bukan hanya di pesawat, tapi pilot. Kenapa, pilot menerbangkan alat yang harganya jutaan dolar, tapi juga membawa ratusan manusia tentu mereka harus mendapatkan suatu kelayakan," ujar politisi Partai Demokrat itu saat RDPU di ruang rapat Komisi IX Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (25/04/2017).

Dede menuturkan, pihaknya akan mengkaji betul peraturan terkait kelayakan pilot di Indonesia.

"Ada juga beberapa sisi menurut saya bahwa mereka terpaksa bekerja, ada ancaman membayar ganti rugi. Tentunya kami akan melihat dari sisi UU ketenagakerjaan dulu bahwa pegawai kontrak itu tidak dibolehkan untuk (menjadi) pekerja inti lebih dari 2-3 tahun. Kalau 20 tahun masih pekerja kontrak itu tidak benar," terangnya.

"Kita akan mengkonsultasikan dengan kementerian terkait bagaimana menyikapinya. Jangan sampai kalau di luar negeri pilot-pilotnya diproteksi, di sini malah tidak diproteksi. Jadi pilot lokal itu seperti pilot sampingan," tambahnya.

Mantan wakil gubernur Jawa Barat itu menjelaskan, jika dari sisi pendapatan, para pilot di Indonesia tidak terlalu bermasalah.

“Hanya kepastian kerja yang disebabkan mereka kontrak selama bertahun-tahun dan bisa diberhentikan sewaktu-waktu. Itu akan menjadi pemikiran kita semua bahwa seorang pekerja lebih dari sekian tahun disektor inti wajib menjadi karyawan. Karena mereka bukan buruh, mereka bukan dipekerjakan hanya sampingan saja," pungkasnya.(yn)