JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Beredar isu bahwa terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal masuk dalam jajaran kabinet Jokowi-JK. Namun, jika hal itu benar maka terlalu berisiko bagi Presiden Joko Widodo.
Hal itu diungkapkan Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni.
"Terlalu beresiko jika Jokowi memaksakan Ahok masuk kabinet, pasti mendapatkan perlawanan yang hebat baik dari internal kabinet maupun dari publik terkait penistaan agama yang dilakukannya," kata dia di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Risiko tersebut, terang dia, bisa saja berupa penolakan yang sangat massif dalam demonstrasi besar-besaran oleh umat muslim.
"Adanya penolakan yang besar-besaran pastinya. Selain itu, yang dikhawatirkan akan membelah anggota kabinet antara yang pro dan kontra. Apalagi kalau yang diganti dari unsur parpol, pasti akan menimbulkan dendam politik dari parpol yang kadernya," tandas dia.
"Waktu Jokowi sudah tinggal sedikit lagi. Sebaiknya Jokowi fokus memperkuat pembagunan ekonomi, sudah tidak ada waktu lagi bermain- bermain utak-atik kabinet hanya untuk mengakomodasi pihak tertentu," pungkas dia.(yn)