JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Direktur PT Avidisc Crestec Interindo Wirawan Tanzil mengaku, pernah bertemu dengan mantan Ketua Komisi II DPR Chairuman Harahap di Senayan City, Jakarta, saat proyek pengadaan e-KTP dibahas di DPR.
Pertemuan itu, ungkap Wirawan, saat proyek e-KTP tengah membahas soal biometrik yang tertanam di kartu tanda penduduk tersebut. Ia pun sempat dikenalkan Chairuman oleh anggota Komisi II DPR dari Fraksi Demokrat (almarhum) Ignatius Mulyono.
"Ya pernah itu ketemu di Senayan City, lagi jalan nggak sengaja," kata Wirawan saat bersaksi dalam sidang kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Menurut Wirawan, Chairuman menganggap harga dari Cogent Systems, Inc, untuk biometrik e-KTP terlalu mahal. Cogent Systems, Inc sendiri merupakan salah satu produsen sistem identifikasi sidik jari otomatis (AFIS).
Sedangkan, biometrik adalah identifikasi individu berdasarkan ciri-ciri yang melekat. Ciri tersebut bisa berupa ciri fisiologis seperti sidik jari dan mata ataupun ciri perilaku seperti suara. Sistem ini yang melekat pada e-KTP.
"Tanya teknik biometrik. Dia tanya mana yang bener. Cuma dia (Chairuman) bilang Cogent mahal. Ia pun minta yang lebih murah," tandasnya.
Diketahui, nama Chairuman muncul dalam surat dakwaan Irman dan Sugiharto. Politikus Partai Golkar itu disebut diperkaya dari proyek e-KTP sebesar USD 584 ribu dan Rp26 miliar.
Namun, Chairuman membantah telah menerima uang panas proyek e-KTP itu saat dihadirkan sebagai saksi di sidang Irman dan Sugiharto. Meskipun, penyidik KPK menemukan catatan uang miliaran rupiah di kediamannya.(yn)