JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota DPR dari Fraksi Hanura Mukhtar Tompo mengkritik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) soal pembangunan bendungan Kareloe yang tak kunjung terealisasi.
Akibat pernyataannya itu, sejumlah oknum anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/POLRI (FKPPI), di mana Syahrul merupakan pengurus dalam organisasi itu, menggelar demo di depan kediaman pribadi Mukhtar Tompo di kota Makassar.
Mengetahui hal itu, Mukhtar mengaku sangat tersinggung dengan aksi demonstarasi oknum FKPPI tersebut.
"Ini jelas sangat menyinggung dan merugikan keluarga kami," ujar Mukhtar di Gedung DPR, Senayan, Jumat, (28/4/2017).
Karena dengan adanya aksi yang dinilainya tak bertanggung jawab itu, Mukhtar mengaku, istrinya yang sedang hamil terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mendengar kabar itu.
"Adik ipar saya ketakutan dan telepon ke istri saya yang di Jakarta, istri lagi hamil kaget dan panik, hingga terjadi pendarahan dan harus ke rumah sakit," paparnya.
Bayangkan, lanjut Mukhtar, jika sampai terjadi sesuatu pada istri dan anaknya yang masih dalam kandungan, siapa yang harus bertanggung jawab.
"Aksi ini jelas sudah di luar batas, dan saya yakin massa aksi itu tidak paham duduk perkara sebenarnya," kata Mukhtar.
Dijelaskan Mukhtar, alasan mereka demo hanya karena tidak terima dengan komentarnya soal bendungan Kareloe, sangatlah tidak benar. Karena siapapun berhak berpendapat.
“Semua warga negara Indonesia berhak mengeluarkan pendapatnya, dan itu dilindungi konstitusi. Apa yang salah," tanya Mukhtar.
Mukhtar yang saat ini mengemban amanah sebagai anggota DPR RI, juga menegaskan bahwa apa yang disampaikannya berdasar fakta dan laporan yang ada.
“Apa yang saya sampaikan itu sudah betul dan tidak ada yang bohong. Dan ini sebetulnya masih berkaitan dengan tugas saya dalam mengemban amanah sebagai Anggota yakni fungsi pengawasan, ” jelas Muchtar
Sebelumnya, Mukhtar Tompo mengatakan bahwa seharusnya rencana pembangunan bendungan Kareloe itu sudah rampung di tahun 2017. Namun faktanya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pembangunan.
Terlebih banyak masyatakat yang sudah melaporkan dan mengadu persoalan ini pada Mukhtar.
Dari mulai warga yang tanahnya tak dapat ganti rugi layak hingga persoalan anak sekolah yang terpaksa tak belajar karena sekolahnya makin jauh.
Mukhtar kemudian, mengkritik Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) karena terbukti gagal mewujudkan janjinya untuk segera membangun bendungan tersebut.
"Tentu jika tak dibangun tahun ini, maka masyarakat tak kecewa lagi, tapi marah," katanya.
Karena komentarnya itu dianggap menyerang SYL, maka sejumlah pengurus FKPPI menuntu Mukhtar minta maaf. SYL sendiri saat ini masih aktif sebagai Ketua Pengurus Daerah FKPPI Sulsel.(yn)