JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Warga Kelurahan Kebon Melati di Jalan Sabeni, RW 12, Tanah Abang, Jakarta Pusat memprotes rencana Pemda DKI yang akan membongkar lahan futsal.
Oleh Dinas Kesehatan Pemprov DKI lahan tersebut akan dibongkar untuk dibangun pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
"Warga bukan tidak setuju pembangunan Puskesmas, tetapi warga tidak sepakat dengan rencana pembangunan puskesmas di lokasi tersebut. Sebab, selama ini lahan disitu digunakan anak-anak kami bermain dan berolahraga," kata Ketua RW 12, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Agus Iskandar kepada wartawan, di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Hari ini, Agus bersama wakilnya, Polly Siyahaya juga telah mengadukan masalah tersebut kepada Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana di Lantai 9, gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat.
Kepada Haji Lulung, Agus menjelaskan, bahwa saat ini warga Tanah Abang sedang ketakutan luar biasa lantaran terancam tak akan punya lagi tempat bermain dan bersosialiasi antar warga.
"Kalau mau membangun Puskesmas, Pemda sebaiknya cari lahan lain saja. Ini (lahan) sangat bermanfaat bagi kami. Tempat bersilaturrahmi kami, acara pertemuan, pengajian, resepsi, tempat anak-anak kami bermain semua disitu. Tolong jangan karena demi ambisi membangun lantas kami harus kehilangan tempat itu," terang Agus.
Menanggapi aduan tersebut, Haji Lulung menyarankan agar warga Tanah Abang terlebih dahulu berkirim surat resmi kepada Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Menurut dia, nantinya politisi Kebon Sirih akan menindakanjutinya sebagaimana mekanisme yang berlaku.
"Jadi, bapak silahkan berkirim surat dulu ke Ketua Dewan, nanti kita siap tindaklanjuti," katanya.
Diketahui, sebelumnya, Camat Tanah Abang, Dedi Arif mengatakan, sejak 2014 lalu, lahan seluas 555 meter persegi di lokasi telah diusulkan untuk dibangun puskesmas.
Namun, warga setempat keberatan jika lahan tersebut difungsikan untuk puskesmas.
"Di lahan itu ada Sekretariat RW, posyandu dan lapangan futsal. Warga masih ada yang menolak jika lokasi diubah menjadi gedung puskesmas," tuturnya.
Dedi mengutarakan, pihaknya sudah menawarkan solusi agar Sekretariat RW di kawasan itu dipindahkan. Warga diberi batas waktu sebulan untuk menyepakati rencana tersebut karena anggaran pembangunan puskesmas sudah disiapkan.
"Di lokasi memang ada rumah sakit umum kecamatan, tapi warga tetap membutuhkan puskesmas di sana," ujarnya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Yuditha Endah Prihmaningtyas menjelaskan, pembangunan puskesmas ini terancam batal terlaksana apabila tidak ada juga kesepakatan dengan warga.
"Kita mendukung. Tapi kalau warga belum ada kesepakatan maka akan sulit dilakukan," tandasnya.
Puskesmas tersebut rencananya akan dibangun tahun ini. Jika warga Kebon Melati masih menolak menyerahkan lahan futsalnya, pembangunan puskesmas mau tidak mau harus ditunda hingga tahun depan.
"Kalau saya yang jelas bangun puskesmas dulu, futsal sambil jalan dicari lahannya. Jangan jadi bargaining pilih A atau ini. Dua-duanya penting. Cuma puskesmas lebih dulu (dibangun) karena kalau warga pilih puskesmas lain, kelurahan lain, pasti dinomorduakan di sana. Artinya antre dinomorduakan," ujar Plt Soni Sumarsono beberapa waktu lalu. (icl)