JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo menyesalkan dicabutnya subsidi listrik 900 volt ampere oleh pemerintah. Kebijakan tersebut akan sulit mengklasifikasikan golongan mampu dan tidak mampu.
"Pasti akan menimbulkan implikasi penyimpangan di lapangan. Karena petugas PLN akan 'bermain' karena ada peluang," ujar politisi Gerindra itu di Jakarta, Kamis (04/05/2017).
Harry menginginkan pemerintah mengkaji ulang kebijakan ini. Pasalnya, beban masyarakat saat ini sudah sangat berat akibat kenaikan harga bahan pokok.
"Sampai saat ini kualitas pelayanan PLN juga belum membaik, jadi belum pantas menaikkan biaya listrik daya 900 watt," tandasnya.
Ia menyebut kebijakan pemerintah ini hanya menguntungkan kelompok tertentu.
"Kenaikan tarif listrik ini hanya menguntungkan para investor pembangkit listrik (IPP). Karena pernyataan adanya efisiensi PLN, harus bisa mengkompensasi subsidi 900 watt dan tidak perlu dilakukan kenaikan harga," pungkasnya.
Pemerintah akan menghapus subsidi bagi pengguna 900 volt ampere. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kenaikan tarif listrik bagi golongan 900 VA karena dianggap mampu, sehingga tidak berhak menerima subsidi lagi.
Jonan menyebutkan, dari 23 juta pelanggan listrik rumah tangga 450 VA dan 900 VA, tercatat bahwa ada sekitar 18,7 juta pelanggan yang masuk kategori mampu sehingga dianggap tak berhak menikmati subsidi listrik.(yn)