SALATIGA [TEROPONGSENAYAN] - Keberadaan koperasi syariah di lingkungan Muhammadiyah ibarat oase di gurun pasir nan gersang. Sebab, saat ini orang masih sulit mengakses permodalan di lembaga keuangan.
Itu sebabnya, keberadaan koperasi syariah yang berstatus koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah [KSPPS] yang di Muhammadiyah diberi nama baitut tamwil Muhammadiyah [BTM] sangat strategis. Karena itu harus dijaga terutama dalam pengelolaannya, harus jujur dan amanah.
Demikian pernyataan Marpuji Ali, bendahara Pimpinan Pusat [PP] Muhammadiyah dalam acara pelatihan performance change continuous improvement yang diselenggarakan oleh Pusat KSPPS BTM Jawa Tengah Sabtu (6/5/2017) di Salatiga, Jawa Tengah.
Agar BTM bisa amanah dan jujur, Marpuji meminta, kepada pengurus dan pengelola BTM untuk memegang prinsip kehati hatian. Ia menyakini ketika BTM menjalankan prinsip kehati hatian maka manajemen BTM sebagai lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi akan lebih baik . "Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mempercayai BTM, "terangnya.
Diakui oleh Bendahara PP Muhammadiyah ini, kontribusi BTM terhadap Muhammadiyah sangat besar. Artinya dalam Anggaran Rumah Tangga (RAT) tertulis 20 persen dari pendapatan Sisa Hasil Usaha diberikan kepada Muhammadiyah. Belum lagi aset berupa gedung yang mereka miliki juga mereka berikan sebagai milik Muhammadiyah. "Jadi mereka benar-benar bekerja untuk Muhammadiyah," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Induk KSPPS-BTM Achmad Suud menambahkan, perkembagan BTM di Jawa Tengah sangat signifikan. Hingga saat ini aset yang dimiliki oleh KSPPS-BTM sebesar Rp 5,55 milIar dengan jumlah karyawan sebanyak 500 orang.
Dengan kekuatan yang dimiliki oleh BTM Jawa Tengah, program-program pemberdayaan ekonomi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa berjalan. " Saya berharap orientasi dari gerakan BTM harus kreatif dalam menjawab kesenjangan ekonomi," tegasnya. [b]