TRENGGALEK (TEROPONGSENAYAN)---Anggota Komisi X DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengingatkan para elite dan tokoh-tokoh figur publik untuk tidak memperuncing isu SARA setelah perhelatan Pilkada DKI Jakarta. Dia juga menyerukan semua pihak dan elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI.
"Saya kira kuncinya ada di tokoh-tokoh yang menjadi figur publik untuk menciptakan suasana yang kondusif dan bukannya malah memprovokasi isu yang bisa membingungkan umat," kata Ibas usai melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di gedung serbaguna Kelurahan Sumbergedong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (15/5/2017).
Ia mengaku sempat prihatin dengan fenomena pro-kontra yang muncul belakangan karena terkesan semakin gaduh dan berpotensi mencoreng akar persatuan dan kesatuan bangsa.
Tanpa menyebut spesifik detail kasus dimaksud, Ibas berpendapat isu tersebut seharusnya tetap berada dalam koridor hukum. Bukan sebaliknya, lanjut dia, malah menggelinding liar akibat analisa serta pemaknaan oleh tokoh-tokoh politik maupun keagamaan, yang kemudian disikapi keliru oleh masyarakat di akar rumput.
"Saya tidak mengatakan pemahaman pilar kebangsaan kita ada yang salah. Tapi isu sensitif seperti ini sebaiknya disikapi secara bijak," ujarnya.
Saat memberikan wawasan kebangsaan dan sosialisasi empat pilar di hadapan ratusan kader Partai Demokrat dan beraneka komunitas warga di Kabupaten Trenggalek, Ibas berulang kali menegaskan bahwa konsep bernegara NKRI yang berdasar Pancasila merupakan konsensus nasional yang sudah final.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia telah mengakui ada enam agama yang dianut oleh setiap individu warga negaranya, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, serta Konghucu.
Oleh karenanya, Ibas berpesan agar isu agama tidak dibentur-benturkan satu sama lain. Dia bersama seluruh kader Partai Demokrat maupun elemen kebangsaan lain, termasuk di lembaga DPR/MPR tempatnya bernaung saat ini konsisten mendorong demokrasi dan semangat keberagaman dalam bingkai azas Bhineka Tunggal Ika. (plt/ant)