JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyerahkan sepenuhnya kasus penembakan dirumahnya kepada pihak kepolisian.
"Karena saya sudah percayakan pada polisi makan saya harus mendapat info yang valid dulu (tidak mau menduga-duga)," kata Jazuli saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Oleh karenanya, ia tidak mau berspekulasi macam-macam soal teror penembakan dirumahnya. Apalagi, sampai dikaitkan dengan kejadian bunuh diri anggota Brimob Bripka Teguh Dwiyatno di asrama Brimob, karena kelalaian dalam peluru nyasar ke rumah dirinya.
"Senjata kan ada izinnya dan terdaftar serta tercatat setiap senjata, tidak sembarangan. Saya yakin dengan kemampuan polisi dan teknologi yang canggih pasti bisa diketahui," ujarnya.
Diketahui, seorang anggota Brigade Mobil Brigadir Kepala Teguh Dwiyatno ditemukan tewas di depan rumahnya di Asrama Brimob Kompi I Batalyon A Resimen III Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (15/5). Ia diduga bunuh diri lantaran stres setelah diperiksa terkait insiden penembakan yang terjadi di rumah Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Jazuli Juwaini.
Jenazah Anggota Staf Logistik Satuan III Pelopor itu ditemukan sekitar pukul 05.00 WIB dengan luka tembak di kepala.
"(Teguh) ditemukan meninggal dunia di garasi rumah, sudah tergeletak dengan aliran darah di sekitar kepala dan ada luka tembak," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/5).
Penembakan yang terjadi di rumah Jazuli terjadi akibat peluru sasar anggota Brimob yang tengah latihan menembak di sebuah lapangan dekat rumah Jazuli.
Rikwanto mengatakan Teguh adalah anggota Brimob yang bertanggung jawab atas insiden itu karena mengurusi logistik dan perbekalan peluru serta senjata yang digunakan. Teguh telah beberapa kali menjalani pemeriksaan atas kejadian penembakan di rumah Jazuli. (icl)