JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Politisi Partai Gerindra Sodik Mujahid mengatakan, pencabutan permohonan banding Basuki Tjahja Purnama atas vonis hukuman 2 tahun penjara di kasus penodaan agama. Ia menilai Ahok sudah melakukan pertimbangan yang matang.

"Bisa karena lelah. Bisa karena evaluasi reaksi terhadap aksi-aksi dukungan Ahok. Jadi bukan karena tekanan partai dan penguasa partai dan penguasa akan tetap dukung Ahok dengan jalan dan pada berbagai kesempatan lain,"

Menurutnya, keputusan banding atau tidak banding itu sepenuhnya hak hukum Ahok.

Wakil Komisi VIII DPR RI ini juga melihat bahwa jajaran hukum di Indonesia sendiri tampaknya siap dengan apapun putusan Ahok banding atau batal banding. Ia juga minilai bahwa pencabutan banding ini murni karena pertimbangan hukum bukan karena tekanan dari para penguasa.

"Pertimbangan hukum bisa karena patuh hukum, bisa karena prospek hukum," tandasnya.

Sebelumnya, keluarga terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memutuskan mencabut upaya banding. Adik kandung Fifi Lety Indra dan istri Ahok, Veronica Tan, menghentikan upaya banding dengan mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017).

Fifi, yang juga merupakan anggota kuasa hukum Ahok, menjelaskan penghentian upaya banding dilakukan setelah berdiskusi dengan keluarga besar.

“Jadi kami sekeluarga, setelah berdiskusi panjang, memutuskan pencabutan banding,” kata Fifi.

Diketahui, tim jaksa mendakwa Ahok dengan 2 dakwaan alternatif, yaitu Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 156 KUHP. Dalam surat tuntutan, jaksa menyebut Ahok terbukti melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya diatur dalam Pasal 156 KUHP pada dakwaan subsider.

Sedangkan majelis hakim menyatakan Ahok terbukti melakukan penodaan agama sebagaimana dakwaan primer dengan Pasal 156a huruf a KUHP. (icl)