JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap menyesalkan aksi teror di Markas Polisi Daerah Sumatera Utara di Jalan Medan Tanjung Morawa Kilometer 10,5 pada pukul 03.00 WIB, subuh tadi.

Ia meminta pihak kepolisian dan jajarannya untuk lebih waspada pada aksi terorisme di Indonesia.

"Saya kira fungsi intelejen kepolisian bukan cuma kepolisian mungkin seluruh fasilitas intelejen yang dimiliki oleh negara ini harus digunakan untuk menangkal aktivitas-aktivitas semacam itu," kata Mulfachri di Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Menurutnya aksi teror di Maskas Polisi tersebut sebuah bentuk teror yang cukup berani dan terang-terangan.

"Saya kira memang ancaman itu nyata dan tentu kita meminta atau kita mendorong pihak kepolisian untuk segera mengungkap kasus yang terjadi di Sumatera Utara itu. Kemudian tidak hanya berhenti disitu tapi juga bisa mengungkap potensi-potensi terhadap kasus sejenis dalam waktu yang tidak terlalu lama," ucapnya.

Wakil Komisi III DPR RI ini juga mendorog teman-teman di DPR untuk segera mungkin menuntaskan pembahasan UU Terorisme.

"Ada beberapa perbedaan pandangan diantara fraksi terkait dengan pasal pasal yang ada dalam UU itu. Tapi saya kira beberapa kejadian belakangan ini seharusnya membuat teman-teman di parlemen bisa lebih memiliki comen sense untuk segera menyelesaikan UU itu," kata Mulfachri.

Dalam RUU terorisme itu, lanjut ia, ada beberapa klausul atau draft yang masih diperdebatan, misalnya pelibatan TNI dalam operasi-operasi penangkalan terorisme.

"Saya kira itu sesuatu yang bisa didiskusikan dengan pikiran tenang, lapang dada dan tidak saling curiga. Saya melihat bahwa sejauh yang bisa kita terima pelibatan TNI dalam operasi-operasi penanaganan teror tentu diperlukan. Sebatas mana keterlibatan ini itu yang harus segera dicarikan titik temunya," tandasnya.

Markas Polisi Daerah Sumatera Utara di Jalan Medan Tanjung Morawa Kilometer 10,5 diserang dua teroris pada pukul 03.00 WIB, subuh tadi. Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel menyebut pelaku penyerangan pos jaga Polda Sumut adalah teroris. Namun Rycko belum menyebut dari kelompok atau jaringan teroris mana kedua pelaku berasal. (icl)