Opini
Oleh Murhali Barda pada hari Selasa, 27 Jun 2017 - 15:06:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Al Hasud La Yasud

63IMG_20170627_150516.jpg
Murhali Barda (Sumber foto : Istimewa )

Harus bagaimana lagi kah memecah belah persatuan umat dan bangsa ini?

Tergelitik saya akan pernyataan 'FPI Game Over' yang ditulis oleh Djoko Edhi S Abdurrahman (Mantan Anggota Komisi Hukum DPR dan Wakil Sekretaris Pemimpin Pusat Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU).

Semula saya pikir yang bersangkutan memiliki kapasitas dan keilmuan yang bagus, namun perkiraan saya salah dan akhirnya urut jidat dan tepok dada ajalah.

Tentunya tulisan Djoko itu ada niat untuk menyampaikan berita bahwa Perjuangan ini janganlah kalian lanjutkan karena handuk putih sudah dilemparkan.

Dia pun menyatakan bahwa Ormas ormas Islam sudah mendapat jatah redam sebesar satu triliun setiap ormasnya.

Saya putar otak bagaimana mungkin kalah perang namun dapat uang "Ghonimah" yang dia maksudkan...? Hhmm tepok dada dan urut jidat saja lah.

Ngaco dan kacau sekali pernyataan mantan anggota DPR itu. Dia perlu diruqyah dengan air putih tak usah aqua.

Pengakuan diri bahwa Ormasnya sudah dapat satu triliun kemungkinan benar sekali, anda bisa tabayyun langsung Pimpinan Ormas dan Juga pengusaha Meikarta itu, atau silahkan anda menelusuri berita televisi yang memuat berita tersebut, sangat jelas tak dapat dipungkiri.

Adapun ormas lainnya wabil khusus yang tergabung dalam GNPF-MUI maka dengan bangga saya harus sampaikan bahwa Allah Ta'ala masih menjaga mereka dan tidak ada uang apapun yang diterima oleh FPI dan Ormas lainnya di GNPF.

Saya sangat tahu dan faham bahwa Al Habib Muhammad Rizieq ibn Husein Syiehab dan Ustadz Bachtiar Nashir sangat amanah dan levelnya saaaangat jauh berbeda dengan Djoko Edhi dan beberapa oknum dalam pakaian NU.

Sebaiknya Djoko Edhi menyadari bahwa pakaian yang cocok dengan badannya janganlah ia buat untuk mengukur badan orang lain.

Ghonimah adakah didapati tanpa perang? Jika Edhi dan aktivis lainnya memahami apa itu ghonimah ? Apa itu Fa,i ? Maka dia tidak akan mudah memakai kata Ghonimah sembarang. Namun saya menyadari kebodohan Edhi dan biar sajalah orang bodoh mau ngomong apa. Cukup sekali lagi Tepok dada dan urut jidat.

Lantas.... Apa artinya sowan ke Istana kalau bukan tanda bahwa Umat Islam sudah kalah..?

Jika anda selevel dengan Djoko Edhi tak apalah kalian berasumsi seperti dirinya. Namun jika kalian memiliki keilmuan selevel Kapolsek atau Danramil saja maka kalian akan salut dengan apa yang dilakukan oleh GNPF-MUI tersebut.

Namun saya cukup menyatakan pada kalian bahwa GNPF-MUI bukan Nabi Musa dan Jokowi belum jadi Fir'aun. GNPF-MUI cuma menjalankan Perintah "idzhab ila fir'auna ...." (lanjutkan sendiri ayatnya).

So... Apa ma'nanya....???
Mikir lah kiiiirr.... !!

Sekali lagi saya tegaskan ...
Alhamdulillah .... Al Habib Rizieq dan UBN masih dijaga Allah Ta'ala.

Trick redam memang dilakukan oleh mereka, dan saya sendiri pun pernah ditawari peredaman saat kami bergerak untuk menurunkan patung tiga Mojang dan menggagalkan konser Lady Gaga.

Alhamdulillah itu bisa saya dan teman-teman tolak. Apatah lagi selevel HRS dan UBN kalau hanya satu Triliun untuk mengkhianati Amanah Umat .... Sorry...!! Gak level !!! Terlalu murah dan Mereka bukan aktivis murahan!!!

Djoko Edhi menyebut Jendral Tito telah berjasa membuat teror dan Menakut-nakuti Umat Islam...?

Sorry mas Djoko. Saya adalah orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan linangan air mata bahagia sang Jenderal saat dia menjadi bagian dari Panitia 212.

Jendral itu bahagia dengan Umat Islam dan Sebagai anggota "Wong Kito" maka beliau ada keberpihakannya terhadap perjuangan Umat ini kendati langkahnya harus selalu direcoki Polisi Amerika Pejaten.

Panglima TNI dan Kapolri pasti akan membela rakyat walau mereka disogok dana sana sini. Camkan Itu !!

Lantas...bagaimana anda dan pembaca tulisan ini harus bersikap...??

Jika kalian bisa memimpin Sholat maka jadilah Imam bagi kaum anda. Namun jika anda merasa masih bodoh kenapa harus malu menjadi ma'mum ??

Ma'mum yang baik akan selalu ikuti Imam dan tidak membathalkan sholatnya jika ia mendapati Imam bersalah. Namun jangan selalu mengucap Subhanallah lantaran ayat atau rukun yang dilakukan Imam tak sesuai dengan kemauan anda.

Hasbunallah wa ni'mal wakil.....!(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...