JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir membantah pihaknya yang meminta bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Minggu (25/6/2017) lalu.
Menurut Bachtiar, pertemuan di Istana Merdeka itu adalah rangkaian 'Aksi Bela Islam' 411 dan 212 yang digagas pihak GNPF MUI, yang sebelumnya tidak bisa bertemu Jokowi.
"Pertemuan mendadak itu, kan kesannya mendadak GNPF ketemu Presiden. Ini salah besar. Ini jalan panjang dari Aksi 411, yang merupakan gagasan, sekaligus hari lebaran dalam rangka silaturahmi. Karena suasana lebaran keliatannya cocok nih," kata Bachtiar di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2016).
Lebih jauh, Bachtiar membeberkan, dalam pertemuan tersebut, terjadi dialog antara GNPF dengan Jokowi membahas ketidakjelasan hukum yang menimpa ulama dan aktivis Islam, serta penyelesaiannya.
"Kami sangat memahami bahwa pihak rezim (Jokowi) itu tidak merasa melakukan diskriminasi muslim dan non muslim. Itu nyatanya di perasaan sana," ujarnya.
"Kami sadari Pak Presiden tidak merasa adanya kriminalisasi ulama. Tidak merasa adanya upaya-upaya menyematkan Islam dengan sematan intoleran. Kami datang untuk menyampaikan bahwa faktanya memang ada," jelasnya.(yn)