GORONTALO (TEROPONGSENAYAN) - Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro, Kamis (29/6/2017), mengatakan data impor Januari-April 2017 melalui Pelabuhan Gorontalo menyebutkan Cina menjadi negara yang menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 2.839.000 dolar AS (71,83 persen). Kemudian diikuti Singapura sebesar 853.154 dolar AS (21,59 persen), dan Republik Korea sebesar 260 ribu dolar AS (6,58 persen).

Eko menyatakan secara kumulatif nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-April 2017 adalah sebesar 3.952.154 dolar AS. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai impor mengalami penurunan sebesar 67,21 persen. Yaitu, dari 12.052.586 dolar AS pada 2016 menjadi 3.952.154 dolar AS.

"Selama April 2017 tidak ada barang yang diimpor melalui Pelabuhan Gorontalo," kata dia.

Impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada Januari-April 2017 terdiri dari kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan sebesar 6,58 persen. Selanjutnya, kelompok bahan kimia organik sebesar 21,59 persen, serta kelompok mesin dan peralatan mekanik sebesar 71,83 persen.

Volume impor juga mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Terjadi penurunan volume impor sebesar 67,83 persen, yaitu dari 6.963,59 ton pada Januari-April 2016 menjadi 2.240,20 ton pada Januari-April 2017.

Sebab, volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada April 2017 juga nihil dan mengalami penurunan sebesar 100,00 persen kalau dibandingkan dengan volume impor pada Maret 2017 yang sebesar 758,02 ton.

Secara kumulatif, volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-April 2017 adalah sebesar 2.240,20 ton. Kontribusi volume impor terbesar adalah kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi, dan hasil penyulingan sebesar 44,64 persen.

Kemudian kelompok bahan kimia organik 33,84 persen, dan kelompok mein dan peralatan mekanik 32,53 persen. (Ant/icl)