JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Program pembelian rumah dengan down payment (DP) atau uang muka nol rupiah yang ditawarkan pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno selama masa kampanye Pilkada DKI 2017 lalu ternyata cuma cara murahan untuk menipu warga DKI Jakarta.
Pengamat politik Arbi Sanit mengatakan, rumah DP nol rupiah cuma sebatas janji manis agar banyak dipilih warga dan menang di Pilkada DKI. "Namanya juga pemilu jadi banyak yang lakukan tipu-tipu," ujarnya Sabtu (15/7/2017)
Menurutnya, saat ini Anies-Sandi malah kelabakan buat mewujudkan program tersebut. "Sekarang mau diterapkan kelabakan. Karena gak ada formula yang bisa memenuhi janji-janjinya," paparnya.
Ini bisa terlihat jelas dari pernyataan mereka soal rumah DP nol rupiah sebelum dan sesudah Pilkada. Yang mana selama masa kampanye, kubu Anies-Sandi menyebut jika rumah DP nol rupiah diperuntukan bagi warga yang berpenghasilan maksimal Rp7 juta.
Namun beberapa hari lalu, Sandi membuat pernyataan, jika program tersebut menyasar yang memiliki upah minimal Rp7 juta. Sedangkan, rata-rata warga kurang mampu di Jakarta, berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan.
"Kalau secara riil kan sekarang dia merubah. Di mana rakyat miskin gaji 7 juta (rupiah)? Orang buruh aja rata-rata 3,5 juta (rupiah) kok di Jakarta. Gak masuk akal, bukan lagi (untuk) golongan bawah lagi," paparnya.
"Itu bukan untuk memberikan rumah bagi rakyat miskin. Orang-orang miskin Jakarta tidak akan mampu bayar rumah yang digambarkannya. Karena itu golongan menengah ke atas," ungkapnya. (aim)a