Berita
Oleh M Anwar pada hari Minggu, 23 Jul 2017 - 20:44:41 WIB
Bagikan Berita ini :

Presiden Jokowi: Stop Bullying

94jokowi-ke-AS.jpg
Presiden Joko Widodo (Sumber foto : Istimewa)

PEKANBARU (TEROPONGSENAYAN)--Presiden Joko Widodo meminta masyarakat menghentikan perilaku bullying atau perundungan, termasuk di media sosial.

"Akan saya sampaikan kepada Menteri Pendidikan agar yang namanya bullying itu tidak muncul, sudah sering muncul dan menjadi viral di medsos. Kita harus stop itu," kata Presiden Joko Widodo di Pekanbaru, Minggu (23/7/2017).

Beberapa pekan terakhir beredar video perundungan terhadap siswi SMP di media sosial. Video itu menunjukkan sejumlah siswa SMP bergantian menjambak seorang siswi yang menggunakan seragam putih dan pada akhir video, siswi itu disuruh mencium tangan siswa dan siswa yang mem-bully-nya. Masih ada juga video perundungan terhadap seorang mahasiswa berkebutuhan khusus yang merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di Depok oleh teman-teman sekelasnya.

"Budaya dan tradisi seperti itu memang harus dihilangkan, mem-bully itu biasanya yang banyak, senior ke juniornya, junior ke senior tidak ada, yang banyak itu senior ke juniornya. Hal-hal seperti ini biasanya dimulai dari waktu penerimaan, pada MOS (Masa Orientasi Sekolah), ada Ospek, yang begitu harus dihilangkan," tambah Presiden.

Presiden menyarankan agar bullying diganti menjadi kegiatan yang dapat mendatangkan rasa hormat antara senior dan junior

"Seharusnya masa pengenalan itu dilarikan ke hal-hal yang memberikan respek ke senior, adiknya menghargai kakak kelasnya, kakak kelasnya mau menolong adiknya, membantu adiknya. Saya lihat di negara yang lain, ada kakak kelasnya menggendong adik kelasnya masuk sekolah, saya tanya apa artinya? Ya seniornya harus bantu adiknya, adiknya harus hormat ke seniornya," ungkap Presiden.

Jokowi ingin pendidikan di sekolah dapat lebih meningkatkan pendidikan karakter yang memperkuat kejujuran, integritas, etika, moralitas, dan budi pekerti.

"Beberapa kali sudah kita diskusikan dengan Mendikbud mengenai ini, misalnya mengenai PR (pekerjaan rumah) itu tidak harus PR (pelajaran) matematika atau mata pelajaran yang lain, PR bisa saja anak diminta untuk kerja bakti, difoto lalu dilaporkan ke gurunya, atau menjenguk saudara atau temannya yang sakit, difoto lalu dilaporkan, pelajaran-pelajaran seperti itu yang kita kurang," jelas Presiden.

Melalui pendidikan karakter maka etika, integritas, moralitas, kejujuran, akal budi dan budi pekerti dapat terus diangkat. "Karena kita kekurangan di situ, kekurangan jiwa-jiwa mulia di situ, itu yang akan kita angkat," tegas Jokowi.(yn)

tag: #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Puji Bidan yang Sebrangi Sungai Demi Obati Pasien, Puan Singgung Soal Keadilan Pembangunan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 06 Agu 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi aksi heroik Dona Lubis, seorang bidan dari Puskesmas Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, yang nekat menyeberangi sungai ...
Berita

12% Gaji Warga Habis Buat Biaya Angkot, Waka Komisi V DPR Dorong Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan tingginya biaya transportasi yang dialami masyarakat di kota-kota besar merupakan dampak dari belum ...