Opini
Oleh Ferdinand Hutahaean (Rumah Amanah Rakyat) pada hari Kamis, 27 Jul 2017 - 09:23:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Pertemuan SBY dan Prabowo, Pilpres yang Tiba Lebih Awal?

1IMG-20151224-WA0002.jpg
Ferdinand Hutahaean (Rumah Amanah Rakyat) (Sumber foto : Aris Eko )

Publik nasional sejak beberapa hari belakangan tersedot perhatiannya menyikapi rencana pertemuan antara 2 poros utama kekuatan politik nasional yaitu Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat dan Presiden RI Ke 6 bersama Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra yang juga adalah Calon Presiden 2014 lalu yang dimenangkan oleh Jokowi dengan selisih suara tipis dan hanya mendapat legitimasi dari Mahkamah Konstitusi namun tampak rendah legitimiasi publik.

Begitulah hari ini pertemuan kedua tokoh politik nasional itu direncanakan akan berlansung sebagai pembuka komunikasi politik menyikapi situasi ber Bangsa dan ber Negara saat ini, yang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus kita akui memang sedang berada di level buruk, merosot, bahkan bangsa ini terancam masuk dalam kubangan krisis ekonomi, politik dan hukum serta krisis sosial. Semua lini kehidupan berada pada level tidak stabil dan tidak ada jaminan kehidupan yang baik. Mungkin hanya pendapatan pejabat negara ini yang dipastikan meningkat dan sejahtera, berbanding terbalik dengan kondisi rakyat sesungguhnya.

Pemaksaan kehendak dalam Demokrasi yang dilakukan oleh Jokowi (Pemerintah) dengan memaksakan syarat ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold 20-25% telah merubah eskalasi politik nasional secara cepat. Dua poros kekuatan nasional yang mungkin didalam pemikiran kekuatan politik Jokowi, tidak mungkin bersatu sehingga akan mudah dilawan 2019 nanti dengan mengunci Presidential Threshold, telah menjadi blunder politik dan justru menyatukan kekuatan yang mampu mengakhiri kekuasaan Jokowi 2019 nanti. Ibarat kata, Jokowi bersusah payah menciptakan lawan politik yang akan mengalahkannya 2019 nanti, meski harapannya tentu tidak seperti itu. Harapannya mungkin hanya akan berhadapan dengan Prabowo sedangkan Demokrat kembali tidak mengambil peran seperti 2014 lalu. Apes, strategi politik yang tidak matang dalam kalkulasi.

Aroma Pemilihan Presiden pun semakin kencang menyeruak ditengah publik. Publik nasional sangat menunggu dan menyambut pertemuan SBY dengan Prabowo yang direncanakan hari ini menjadi seperti sebuah oase besar atau mata air besar yang akan membasahi bumi nusantara Indonesia dan melepas dahaga publik akan hadirnya sosok pemimpin baru yang akan menggantikan Jokowi. Mengganti Jokowi dan membawa Bangsa ke arah yang baik dan bebar. Wajar memang ekspektasi publik begitu besar akan pertemuan ini. Berkaca pada situasi nasional, memang sudah selayaknya segera ada pergantian kepemimpinan nasional. Mungkin banyak pihak yang berharap agar pemilihan presiden dipercepat sebelum 2019, dan itu menjadi sangat wajar sebagai respon kegagalan Jokowi memimpin bangsa ini.

Pertanyaan besar atas pertemuan SBY dan Prabowo ini adalah, Apakah koalisi Partai Demokrat dan Gerindra akan menjadi poros permanen dalam Pilpres 2019 nanti? Apakah jika poros ini menjadi koalisi Pilpres 2019 akan mencalonkan Prabowo berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono ?

Mungkin terlalu dini jika harus menyatakan bahwa itu akan menjadi poros koalisi 2019. Dalam politik, segala kemungkinan itu bisa terjadi. Bisa saja PRABOWO berpasangan dengan AGUS HARIMURTI YUDHOYONO, bisa saja Prabowo berpasangan dengan orang lain selain Agus Harimurti, dan bisa saja Partai Demokrat membangun kekuatan untuk mencalonkan calon presiden sendiri. Semua kemungkinan bisa terjadi dalam politik.

Dengan demikian pertemuan hari ini mungkin adalah lebih kepada dialog 2 tokoh besar bangsa untuk menyamakan persepsi dan menyamakan pandangan terhadap situasi bangsa saat ini dengan harapan akan menghasilkan solusi bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini.

Publik tentu berharap besar atas pertemuan SBY dan PRABOWO hari ini. Publik rindu ke dua tokoh ini memimpin bangsa untuk mengembalikan bangsa ini kepada jalur yang benar, sesuai Pancasila dan Konstisusi UUD 45.

Semoga SBY dan PRABOWO bisa menghasilkan sesutu yang baik dan besar untuk masa depan bangsa. Mari kita berdoa untuk itu.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...