JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemda DKI akan membongkar paksa lahan lapangan futsal di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2017).
Pembongkaran lahan yang berlokasi didepan kantor RW 12 ini nantinya akan digunakan sebagai lokasi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atas kehendak sepihak camat Tanah Abang yang mengklaim perintah atasan.
Namun, rencana tersebut menuai penolakan keras dari masyarakat sekitar. Pasalnya, camat dan Wali Kota Jakarta Pusat terkesan enggan melibatkan tokoh dan tidak mau bermusyawarah dengan warga Tanah Abang.
Menyikapi hal tersebut, seluruh pengurus RT/RW bersama tokoh masyarakat se-Tanah Abang, Kamis (27/7/2017) malam ini, akan menggelar rapat tertutup. Mereka akan merumuskan langkah-langkah penolakan atas arogansi Pemda DKI.
Wakil Ketua RW 12 Kebon Melati, Tanah Abang, Polly Siahaya menyatakan, pihaknya sudah berkirim surat kepada seluruh pengurus dan RT/RW se-Tanah Abang.
"Kami para pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat malam ini (jumat malam) akan berkumpul di kantor RW 12 untuk berembug masalah ini," terang Polly kepada TeropongSenayan, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dijelaskan Polly, di kawasan lapangan futsal Kebon Melati selama ini menjadi satu-satunya tempat berinteraksi dan bermain anak-anak.
"Jadi, kami bukan tidak butuh puskesmas. Tapi kalau disini dijadikan puskesmas lantas dimana anak-anak dan ibu-ibu disini akan bermain?. Sebaiknya Pemda DKI lebih memperhatikan ini tidak hanya sekedar bangunan dan gedung puskesmas. Jangan ganggu kehidupan kami," ucap Polly.
Warga RW 12 Kelurahan Kebon Melati, kata dia, meminta Camat Tanah Abang untuk tidak memaksakan pembangunan Puskesmas di atas lapangan futsal yang selama ini sudah menjadi tempat berinteraksi dan bersosial.
Diketahui, rencana pembangunan puskesmas ini sudah beberapa kali terhambat lantaran warga sekitar menolak.
"Pilihannya, ya, memang kalau puskesmas dibangun, ya, lapangan futsal dan tempat bermain anak hilang. Makanya, sebaiknya utamakan lapangan dulu, sementara puskesmas dicarikan lahan gantinya di Jakarta Pusat," ujar dia.
Poly juga berpesan, bahwa baik lapangan futsal maupun puskesmas merupakan fasilitas publik yang sama-sama dibutuhkan masyarakat.
"Kalau kami sejak awal jelas, untuk membangun puskesmas Pemda cari lahan lain aja. Kalau kami yang disuruh cari lapangan futsal sambil jalan kan susah," ungkapnya.
Sebelumnya, anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Syarif, juga sudah meninjau ke lokasi. Menurutnya, lapangan futsal di Kebon Melati sangat membantu menjalin silaturrahmi.
"Setelah saya lihat, seharusnya disitu ya tetap menjadi lapangan futsal. Puskesmas mestinya cari lokasi lain seperti lahan PDAM yang juga cukup luas," katanya.
Dengan penduduk yang begitu padat, kata Syarif, lapangan futsal yang dijadikan sebagai ruang terbuka sangat bermanfaat bagi warga
Karenanya, menurut Syarif, pembangunan bisa dibangun di lahan itu. "Gubernur harus turun menyelesaikan ini," katanya. (icl)