Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Jumat, 28 Jul 2017 - 07:30:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Religiophobic

63IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Presiden Nusantara Foundation sekaligus Imam Besar Masjid New York, Dr Shamsi Ali cerita soal orang-orang over-sensitivity thus over-reaction seputar masalah agama. Mereka ngumpul di grup-grup WA. Ngerumpi di facebook. Mereka sebut tema diskusi agama sebaga SARA. Bagi Mr Shamsi Ali, itu sikap keliru.

Kata Mr. Gabor Mate (physician-cum-psychotherapist), "People with ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) are hypersensitive".

Menurut Elaine N. Aron Ph.D, 15-20 persen populasi dunia lahir dengan a high level of sensitivity. Misophonia (hyperacusis) adalah penyakit terlalu sensitif terhadap suara. Photophobia berarti rasa tidak nyaman akan cahaya terang.

Religiophobia artinya a fear or hatred of religion, religious faith, religious people and religious organisation. Orang-orang hypersensitive terhadap agama disebut "Religiophobic".

Mereka anti para pemuka agama, ulama, dan organisasi agama. FPI dicibir. Habib Rizieq difitnah. HTI dibubarkan. MUI dicaci-maki. Muhamadiyah ditarget.

Selain punya problem ADHD, para religiophobic sering mengidap asma, eczema, dan alergi. Dalam kasus ini, mereka alergi agama. Mereka bilang, Indonesia adalah negara Overdosis agama. Edan banget pendapat mereka. Tanpa rujukan, tanpa data, tanpa analisis. Cuma modal "asal-bunyi" saja.

Menurut Michele Novotni (psikologis), para penderita hypersensitive pasti punya gangguan emosional reaktif. Religiophobic langsung freak out begitu ada posting tentang agama. ADHD bikin mereka sulit memfilter informasi yang masuk dan keluar.

But like ADHD, hypersensitive religious hater (religiophobic) harus dikontrol dan dimanage. Agar positif aspek seperti kreatifitas, empati, kontemplasi in depth bisa keluar. Mayoritas ahli mental dan penderita hypersensitive sepakat dengan satu solusi general. Solusinya tinggal di hutan.

Nah, dengan hidup sendirian di hutan, para religiophobic ini ngga akan dengar atau baca berita soal agama, Habib Rizieq, FPI, Muhamadiyah atau HTI. Tenang deh hidup mereka.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...