Berita
Oleh M Anwar pada hari Selasa, 08 Agu 2017 - 21:46:57 WIB
Bagikan Berita ini :

Menag: Pendidikan Karakter Harus Dimulai dari Keluarga

82lukman-hakim-s.jpg
Lukman Hakim Saifuddin (Sumber foto : Istimewa)

YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menekankan pentingnya pendidikan karakter. Hanya saja, kata dia, pendidikan karakter murni harus diawali dari keluarga, terutama melalui keteladanan yang dicontohkan dari lingkungan keluarga.

“Pendidikan karakter itu tidak ada sekolahnya. Sekolah pendidikan karakter itu lewat teladan, dan teladan ada dalam keluarga,” kata Lukman saat menggelar 'Media Gathering and Lunch Talk' di Rama Garden, Yogyakarta, Selasa (8/8/2017).

Acara itu dilakukan pada hari kedua rangkaian pelaksanaan Ajang Kreasi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2017, yang digelar Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Dalam acara ini selain menghadirkan wartawan, juga dihadiri istri Menteri Agama Trisna Willy Lukman Hakim Saifuddin dan seluruh Kepala Kanwil Agama seluruh Indonesia.

Lukman melanjutkan, meski begitu, bukan berarti sekolah tidak memiliki peran dalam membentuk pendidikan karakter. Sekolah kata dia, harus terus mendukung dan mensupport agar karakter anak semakin terbentuk.

“Jadi, dalam pendidikan karakter ini, kita perlu menyatukan pendidikan keluarga dan sekolah,” jelasnya.

Menurut Lukman, pendidikan karakter ini sangat penting. Sebab, setiap individu dituntut untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi.

“Pendidikan karakter ruang lingkupnya luas sekali. Ukurannya-ukurannya merujuk pada nilai agama. Karakter itu ditunjukkan dengan berbagai perilaku, tindak tanduk yang muncul dari diri seseorang, yang kesemuanya dilakukan untuk orang lain,” kata Lukman

Oleh karenanya kata dia, tidak ada pilihan lain yang perlu menjadi titik tekan dalam pendidikan karakter adalah keteladanan, terutama dalam menjalin hubungan dengan sosialnya.

“Pendidikan karakter bisa ditunjukkan bagaimana anak bisa lebih memerhatikan orang lain, bukan hanya mementingkan diri sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, jika anak-anak kita sudah lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain, akan berdampak sangat buruk tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi bangsa dan negara.

“Pendidikan karakter ini lebih relevan ditekankan dalam kehidupan kita cenderung lebih individual akhir-akhir ini. Kalau semua orang mementigkan diri sendiri, masyarakat akan rusak,” terangnya.

Ajang Aksioma dan KSM sendiri disebut sebagai ajang strategis untuk mengembangkan bakat, kompetensi, dan prestasi anak muda serta menumbuhkembangkan karakter unggul, yang sekaligus menjadi tema kegiatan ini, yaitu Integritas, Sportivitas, Intelektualitas. Oleh karenanya, selain prestasi dalam meraih kejuaraan, yang sangat diharapkan dalam ajang ini adalah tumbuhnya karakter kejujuran, sportivitas, dan kedewasaan dalam bertanding.(yn)

tag: #kementerian-agama  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement