JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menyayangkan ada ucapan 'bunuh menterinya' dalam demo menolak kebijakan full day school (FDS).
Sebelumnya, dalam beredar video aksi unjuk rasa sekelompok santri yang menolak kebijakan FDS. Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak menggunakan baju koko, sarung dan kopiah tengah dilengkapi spanduk dan membawa bendera NU seraya meneriakkan takbir dan memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."
Sodik menduga umpatan tersebut merupakan provokasi dari guru atau ustaz para santri.
"Kita juga prihatin karena demo yang kasar tersebut diduga kuat akibat arahan atau provokasi guru atau ustad seniornya," kata Sodik saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/8/2017).
Meski begitu, politikus Partai Gerindra itu meyakini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi tidak akan memperkarakan kejadian tersebut.
Sodik berharap kepada para guru dan ustaz yang memprovokasi agar tidak mengajarkan ajaran tidak mendidik.
"Saya berharap dan saya yakin memaafkannya dan tidak memproses secara hukum," ujarnya.
Diketahui, sejauh ini ormas yang lantang menolak kebijakan FDS adalah Nahdlatul Ulama. Salah satu ormas terbesar di Indonesia itu berpandangan FDS akan mematikan pendidikan agama atau madrasah.
Selain menolak, bahkan PBNU kabarnya menginstruksikan kadernya untuk menggelar aksi penolakan terhadap kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan tersebut.
Program FDS ini juga memicu aksi demo para santri. Mereka menolak program FDS yang sudah tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tersebut diberlakukan dan menuntut segera dibatalkan.
Aksi demo yang belum diketahui waktu dan lokasinya itu mendapat perhatian dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI merasa prihatin dengan umpatan yang dilakukan dan terekam lewat video berdurasi 1.03 menit.
Dalam demo itu anak-anak bernyanyi dengan teriak 'bunuh menterinya sekarang juga'.(yn)