JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) kembali menanggapi pernyataan Wasekjen Golkar Adies Kadir.
Adies sebelumnya membantah bahwa kehadiran Setya Novanto dan Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali ke acara desertasi doktoralnya di Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya ditunggangi lobi-lobi politik. Saat ini Novanto telah berstatus tersangka korupsi e-KTP. (Baca juga: Wasekjen Golkar Ini Bantah Tudingan Koordinator GMPG, Soal Apa?)
"Kami perlu menjelaskan pertama, bahwa soal adanya dugaan pertemuan khusus antara Setya Novanto dan Ketua MA itu kami dapatkan dari sumber informasi yang memberikan informasi itu kepada kami. Kedua, secara politik wajar saja ada kecurigaan akan adanya pertemuan khusus itu pada sidang terbuka disertasi saudara Adies Kadir," kata anggota GMPG M Syamsul Rizal saat dihubungi, Jumat (18/8/2017).
Menurutnya, alasan Adies menghadirkan Novanto sebagai kalangan non-akademik tak masuk akal. Apalagi, kata dia, Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya institusi akademik yang independen.
"Bagaimana forum akademik yang akan menentukan seseorang lulus secara akademik diuji secara non-akademik. Apalagi kemudian dijelaskan bahwa Setya Novanto menjadi penguji non-akademik karena kapasitasnya sebagai Ketua DPR RI," katanya.
Syamsul mempertanyakan urusan forum akademik dengan Ketua DPR RI. Bagaimana menjelaskan penilaian akademik dengan adanya pengaruh non-akademik dari lembaga-lembaga itu?.
"Apa Adies Kadir kurang percaya diri secara akademik, sehingga harus menghadirkan para pejabat negara untuk mempengaruhi nilainya secara non akademik. Itu kan jadi tambah aneh," bebernya.
Apalagi, kata Syamsul, Novanto saat itu sudah berstatus tersangka. Begitu dilecehkannya lembaga akademik yang mulia itu.
"Mungkin kita perlu bertanya kepada Kementerian Ristek dan Dikti, apa ada ketentuan baru bagi seseorang yang mengambil gelar doktor harus menggunakan pengaruh politik untuk kelulusannya. Kami khawatir jangan-jangan itu bisa melanggar UU Guru dan Dosen atau UU Perguruan Tinggi. Kami akan kaji juga soal itu. Jadi yang ketiga, yang terakhir, kami perlu mengungkapkan ini agar semuanya bisa clear dan terang benderang," terangnya.
Syamsul menjelaskan, kehadiran GMPG ke Mahkamah Agung beberapa waktu lalu, hanya ingin mengetahui pertemuan Novanto dan Hatta Ali itu. Pasalnya, banyak isu yang berkembang di mana ada pihak menyebutkan bahwa Novanto akan lolos dari dugaan korupsi e-KTP karena kasak kusuk dengan oknum-oknum aparat penegak hukum khususnya melalui pra peradilan.
"Bahkan ada yang berani pasang taruhan dalam jumlah besar karena yakin Setya Novanto akan menang di pra peradilan. Situasi seperti itu kan tidak baik bagi proses penegakan hukum khususnya dalam upaya pemberantasan korupsi," kata Syamsul.
"Makanya kami segera meminta klarifikasi kepada Ketua MA, agar beliau terhindar dari fitnah, apabila informasi itu tidak benar. Juga kepada Saudara Adies Kadir yang memang tidak punya persoalan dengan pribadi-pribadi kami di GMPG, termasuk Bang Doli," tambahnya.(yn)