JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum PPP Romahurmuziy memberi usulan efektif untuk menangani radikalime dan terorisme. Dikatakan politisi yang akrab disapa Romy itu, cara untuk mengatasi hal itu harus menempuh upaya persuasif, tidak dengan kekerasan.

"Korban yang selama ini ditembak oleh Densus 88 dan aparat kepolisian lainnya melahirkan keinginan berkorban lebih banyak. Karena itu saya berkali kali melalui Fraksi PPP maupun ketika masih di Komisi III kenapa yang diburu Densus 88 diakhiri dengan penembakan atau tembak mati," kata Romy dalam pesan singkatnya, Jumat (18/8/2017).

Maka itu, ia mengimbau aparat kepolisian, dalam hal ini Densus 88 dalam memburu terorisme jangan sampai menghilangkan nyawa mereka. Itu justru hanya menumbuhsuburkan teroris-teroris baru dan rekrutmen-rekrutmen baru.

Karena itu, masi kata Romy, yang perlu dilakukan adalah pembinaan secara persuasif dengan memunculkan kontra narasi atau isme yang berhadapan.

"Bagaimana caranya, kita libatkan semua ormas-ormas Islam, pondok pesantren, yang selama ini mengajarkan kecintaan terhadap nasionalisme," ucapnya.

Anggota Komisi XI DPR RI ini juga meminta pemerintah melakukan pendekatan dengan para mantan terorisme yang berada di lembaga pemasyarakatan.

"Lembaga pemasyarakatan yang selama ini dihuni terpidana-terpidana teroris kita minta mereka melakukan deradikalisasi dalam bentuk diskusi, dalam bentuk seminar dalam bentuk mentoring yang dilakukan secara kontinyu, karena isme itu kontra narasinya tidak bisa diberangus secara singkat," kata dia.

Romy menyampaikan ceramah soal radikalisme itu di depan ratusan mahasaiswa Universitas Islam Negeri Ternate, Maluku Utara, Jumat (18/8/2017).