JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik dari Network for South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi mengatakan elektabilitas Presiden Jokowi makin turun menjelang pilpres 2019.
Penurunan angka elektabilitas Jokowi tersebut hanya karena adanya dukungan yang diberikan oleh Partai Golkar.
“Sebelum Golkar dukung Jokowi, elektabilitasnya di atas 50 persen. Tapi setelahnya, menurut survei SMRC, elektabilitas Jokowi pada Juni 2017 adalah 34 persen. Litbang Kompas, elektabilitasnya pada April 2017 hanya 42,6 persen,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/8/2017).
Muchtar juga mengatakan, penurunan elektabilitas tersebut dikarenakan partai pengusung belum benar-benar kerja.
Tak hanya itu, Muchtar juga menilai, turunnya elektabilitas Jokowi dikarenakan status tersangka Setya Novanto yang kini menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar.
Lanjut Muchtar, apabila ingin menang, sebagai calon presiden petahana pada pilpres 2019, Jokowi harus memiliki tingkat elektabilitas di atas 60 persen.
"Angka elektabilitas Jokowi 65 persen yang diklaim Golkar itu rasional saja, tapi sebatas fiksi," tukasnya. (icl)