JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Co Founder OK OCE Anggawira menilai Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin bisa berkolaborasi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam mengelola pasar di Ibu Kota. Selain sigap, Arief juga disebut sebagai sosok visioner.
"Dia adalah sosok yang memiliki visi dan sigap dalam berinteraksi," ujar Anggawira, saat berbincang dengan TeropongSenayan di sela diskusi panel 'Peluang Pembiayaan Syariah Bagi Program OK–OCE', di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2017).
Hanya saja, Angga (panggilan akrab Anggawira) tak berani menyatakan bahwa penilaian tersebut mengisyaratkan bahwa Arief akan dipertahankan sebagai Dirut Pasar Jaya. Penempatan pejabat di SKPD maupun BUMD DKI Jakarta harus melalui mekanisme profesional sesuai aturan main.
"Tapi saya melihat, dia sebagai sosok yang bisa berkolaborasi dengan Anies-Sandi," tegas Angga.
Dari sudut pandang Angga sebagai pengusaha, Arief merupakan tipe pemimpin yang meiliki, terobosan, dan berlatarbelakang profesional. Angga mengaku pernah bertemu dan berbicara dengan Arief tentang potensi serta tantangan pengelolaan pasar tradisional di wilayah Ibu Kota. Dalam pertemuan itu, Angga mengapresiasi langkah-langkah kerja Arief yang telah melakukan transformasi pengelolaan pasar.
"Saya rasa sudah ada kemajuan (pengelolaan pasar di Jakarta). Termasuk, penerapan standar akuntasi dan pembenahan pengelolaan menajemen informasi," ujar Angga.
Saat bertemu Arief, Angga mengaku juga membicarakan persoalan pelik yang selama ini melekat pada pengelolaan pasar. Salah satunya masih banyaknya kios kosong sejumlah di sejumlah pasar tradisional.
"Saya dapat informasi dari Pak Dirut ada 20 ribu kios kosong. Banyak penyebabnya, mungkin karena ukurannya, model bisnisnya, atau yang lain," jelas Angga.
Dari sisi eksternal, kekosoangan itu diduga juga dipicu oleh menguatnya bisnis belanja online. Di era e-commerce saat ini, semakin banyak konsumen yang meninggalkan mekanisme belanja konvensional secara offline.
"Menghadapi situasi ini, menurut saya, harus ada reorientasi terhadap fungsi pasar," kata Angga.
Dia menyarankan, dari 150 pasar di seluruh wilayah Ibu Kota harus berani bertransformasi menjadi unit-unit khusus. Sudah saatnya, pasar tradisional diklasifikasi sesuai komoditas.
"Jadi,kalau konsumen mau belanja komoditas A, tinggal ke pasar yang sesuai," ujar Angga. (plt)